Thursday, March 25, 2010

k a k e k

Kakek ini sungguh inspiratif!

Masih jelas di ingatan saya,
Suatu hari di bulan November.
Saya begitu tertekan dengan tugas-tugas dan thesis.
Suatu malam saya tengah membaca di perpustakaan.

Kala itu musim ujian,
perpustakaan Ballieu buka hingga jam 3 pagi.

Jika mengerjakan tugas di Perpustakaan,
Biasanya saya cuma sampai jam 12 malam
karena saya harus naik tram jam 12.09

***

Semester lalu saya begitu malas kuliah.
Malas karena saya tidak lagi sekelas dengan sahabat-sahabat saya.

Malas karena saya tidak banyak bersosialiasi
Karena setiap 2 minggu sekali saya harus bertemu supervisor thesis.
Saya pun harus terus membaca.
Hingga saya begitu jenuh semester lalu.

***

Ketika musim ujian,
Suatu malam pun
saya berusaha mengerjakan tugas di perpustakaan.

Kala itu saya begitu mengantuk,
Kepala saya pusing,
Tubuh saya lemas.
Padahal baru jam 9 malam.

Saya sempat merapikan tas dan komputer saya.
Saya ingin segera pulang.

Lalu datanglah seorang kakek,
Membawa dua buku besar.
Ia duduk di depan saya.
Mengenakan kacamata.
Lalu mulai membaca.

Entah apa yang sedang Ia baca.
Saya melihat jemari telunjuknya terus bergerak di atas halaman buku.
Jemari itu bergerak sangat pelan,
Tapi ...terus bergerak.....
Hingga membalik satu demi satu halaman buku.

Melihat sang kakek begitu semangat belajar, saya pun membatalkan niat untuk pulang.
Saya kembali membaca dan mengerjakan tugas saya.

Terima kasih kakek :)

***

Pagi ini,
Saya pergi ke klinik kampus.
Sudah seminggu ini saya tidak enak badan.
Setiap pagi dan malam tubuh saya menggigil.
Seharian pun saya batuk tanpa henti.
Saya sudah minum obat.
Tapi tidak kunjung sembuh.

Saya pun pergi ke dokter.

Dokter bilang tidak ada masalah dengan kesehatan saya.
Ia curiga jika saya sedang merasa tertekan.

Ia lalu bertanya: "apa kamu sedang riset?'

Saya mengangguk: "iya, tapi saya sekarang udah gak terlalu stress lagi...dulu memang sempat stress..sekarang sudah terbiasa...emang sih kemaren baru nangis lagi abis ketemu supervisor...anehnya batuk saya paling parah waktu ketemu supervisor hehe"

Dokter mengangguk.
Dokter pun meminta saya untuk kembali datang minggu depan.
Karena tadi pagi saya datang tanpa appointment.
Sementara banyak pasien masih menunggunya.

Ia meminta saya untuk berhenti meminum obat yang saya konsumsi.
karena menurutnya sakit saya bukan disebabkan oleh virus/bakteri.
Tapi mungkin karena stress.

Saya pun berjalan meninggalkan klinik.
Menuju perpustakaan.

Di perjalanan saya bertanya dalam hati : "apa iya saya stress yah?"

***

Kemarin malam, sepulangnya dari perpustakaan, saya terus berjalan sambil memikirkan pertanyaan thesis saya.

Saya berpikir, berpikir....hingga klakson mobil berbunyi kencang diiringi dengan teriakan panik seorang wanita.

Rupanya saya melangkah di jalanan padahal seharusnya saya tidak menyeberang.

Sesampainya di rumah pun saya bercerita pada housemate saya: "Mas..tadi aku hampir ketabrak mobil.....udah deket bangeet..tapi untung gak ketabrak"

Teman saya terkejut: "Kok bisaa sih? Kamu dimana?"

Saya menggeleng: "di Elizabeth Street.....Pas Ballieu tutup aku pulang kan...sambil jalan aku mikirin pertanyaan thesis... eh tau-tau aku hampir ketabrak...aku nyebrang jalan padahal belum seharusnya nyebrang...cewe yang nyetir teriak ketakutaan...karena hampir nabrak aku...untung dia gak marah...kan aku yang salah..."

Teman : "aduh kamu hati-hati..terus kamu mundur lagi?"

Saya : "enggak..aku jalan aja terus.. he"

Teman: "hahah...dasaaar! lain kali ..kalau sambil jalan jangan mikirin thesis"

***

Hari ini,
saya pun kembali mengerjakan thesis saya.
Saya tidak merasa tertekan.
Saya berusaha tenang.
Karena saya tidak mau sakit.
Saya mulai membaca dan mengetik.

Tapi entah kenapa Saya tidak bisa berkonsentrasi
Saya terus bolak-balik ke kamar mandi.
benar, ini tanda-tanda stress.

Meski tidak bisa berkonsentrasi penuh,
Saya terus memaksa diri membaca.
Saya tidak punya banyak waktu lagi.
Bulan May, thesis saya harus dikumpulkan.

Saya takut :(
Tapi saya tidak boleh takut.

Tidak bisa berkonsentrasi,
Saya pun pindah tempat belajar.


Hingga saya melihat seorang kakek yang saya kenal wajahnya.
Ini si kakek yang dulu belajar di hadapan saya di kala exam week.

Kali ini,
Ia sedang memencet tombol komputer.
Ia mengetik.

Tapi....

Begitu lambat.

Hanya mengandalkan satu jemari telunjuk.

Entah sudah berapa lama Ia duduk di situ,
Tapi di layar komputer Ia sudah mengetik berhalaman-halaman.

Saya pun memperhatikan gerak-geriknya.
Hingga saya sadar.
Ia mengetik apa yang telah Ia tuliskan di buku tulisnya.
Ia menyalin ulang dengan mengandalkan satu telunjuk.
Luar biasa!

Kakek ini sungguh inspiratif!

Terima kasih lagi kakek :)


PS: Mohon maaf saya mengambil gambar tanpa izin :P, sebagai gantinya saya bersedia mengetik untuk kakek jika kita bertemu lagi :)

No comments:

Post a Comment