Friday, April 10, 2009

Pepatah 'Gila Anak'












[2 April 2009]

Sebulan lalu,
Di tengah perjalanan menuju Rowville.
Paman saya bercerita jika rumahnya terasa sepi,
Sejak anak lelakinya pergi ke benua lain ;mencari pengalaman baru.
Mereka menangis.

Ia lantas berkata: "Ima, coba deh kamu liat: Orangtua selalu gila anak, tapi anak gak ada yang gila orangtua"

***

Siang itu,
Ditengah perjalanan saya menuju ke Uni,
Seorang ibu melangkah memasuki Tram 19
Ia mendorong kereta bayinya.
Lalu berhenti dan duduk di sebelah saya.

Saya melirik ke arah kereta bayi.
Bocah laki-laki sedang tertidur pulas.
Sementara di sisi saya, sang bunda terus menatapnya.
sambil tersenyum.

Saya menunduk.
Berusaha membaca materi pelajaran hari ini.
Tiba-tiba si ibu bersuara: 'anak saya sedang tidur'
Saya cuma mengangguk.

"anak saya usianya baru 1 tahun, tapi dia tampak udah besar yah?"
sang ibu seperti meminta persetujuan saya.

saya kembali mengangguk.
lalu berusaha berkonsentrasi membaca.

"dia selalu tidur jam-jam segini...nanti bangun...lalu tidur lagi... hehe"
Si ibu terus berbicara tanpa saya tanya.

Saya melirik ke arahnya.
Dia sedang memperhatikan bayinya.
Sesekali Ia tersenyum.


Setelah berapa lama, saya tahu bawa mereka berasal dari Irak.
Saya pun bertanya: "Ibu sudah berapa lama di Melbourne?"
Ia bilang: 7 tahun!
Saya: "wah betah dong yah"
"Gak saya gak suka di sini, saya lebih suka di Irak", lantas ia terus bercerita mengenai kampung halamannya.
Ia lalu menutup ceritanya:
"tapi yah bagaimana, saya harus tinggal di sini, masa depan anak saya lebih bagus di sini, saya harus betah tinggal disini"

***

Siang ini, Ibu saya menelpon: "Ima kangen Mama ga?"
Saya bilang: "kangen, kangen"
Mama: "kok gak pernah telpon?"
Saya cuma tertawa: "yah mahal ma" *ngeles mode on*

"Mama sedih deh, di rumah sepi.Ima kapan si selesai sekolahnya?"

Saya menjawab singkat: "Setahun lagi"

Mama: "aduh masih lama...ima nyesel gak sekolah disana? nanti ima kalau udah lulus pulang kan? kerja di
sini kan?"

Ima: "Ya iya laah.."

***

Tak berapa lama saya menerima 3 sms baru.
Semuanya dari Abah saya.
Tapi tidak ada isi nya alias sms kosong.

Saya teringat 2 bulan lalu, ketika saya pulang ke rumah.
Bapak saya mengeluh: "Ima kenapa si kalau di sms abah sering gak bales"

Saya membantah: "yah abis Abah kalau sms, gak berupa pertanyaan..cuma ngasi info...yah ima ga bales lah..kadang2 malah sms gak ada isinya...apa yang mau dibales?" :p

Abah: "Uuuu.....sms itu harus dibales...biar kosong juga harus dibales gitu etikanya.."

Ima: "ah bisa aja.."

Adek saya menimpali: "emang tu abah, suka ga jelas kalau sms... sms buat ka' ima suka dikirim juga ke adek...sms ke ka'ali juga di forward ke adek...frustasi kali gak ada yang bales"

Abah saya protes: "abis anak-anak kalau di sms gak ada yang bales...abah sms aja semuanya...eh gak ada yang bales juga"

Saya dan Adek: Hahahaha

***

Beberapa minggu lalu,
Di tengah perjalanan menuju Flinders.
Paman saya memberi saran: "Ima kamu jangan cepet-cepet pulang, di sini aja, enak kamu jadi PR (permanent residence), di sini kan hidupnya lebih enak, gajinya bagus, kualitas hidupnya lebih baik"

Waktu itu saya cuma mendengarkan.

Paman saya bilang : "coba deh kamu pertimbangkan baik baik yah"

***

Sekarang sepertinya saya sudah punya jawaban
"Enggak ah Om, saya pengen buktiin kalau pepatah om salah :p"


"Orangtua selalu gila Anak, tapi Anak gak ada yang gila Orangtua"


Saya bosan cuma jadi bagian dari pepatah lama!

Keluarga :)










"Harta yang paling berharga adalah keluarga”
“Mutiara tiada tara adalah keluarga”

-Dikutip dari lirik soundtrack “Keluarga Cemara”

Sewaktu kecil saya suka menonton serial keluarga cemara.
Saya suka serial itu karena lucu, menghibur, dan
lagunya enak hehe
Dulu saya, dan adik sering menyanyikan soundtrack keluarga cemara
Dengan baris favorit:
“Selamat pagi Emak.. (tung tang ting tung)!, Selamat pagi Abah. (teng teng teng teng)!”

***

Sewaktu saya masih duduk di taman kanak-kanak,
Seorang teman saya bercerita mengenai pengalaman nya ke luar negeri
Ia dan keluarganya habis liburan ke Singapore.
Saya senang mendengar ceritanya.
Senang pula melihat foto-fotonya di sisi lain dari dunia.

Saya pun pulang ke rumah dengan cerita tentang teman saya.
Saya bilang ke Ibu saya: “Ma, enak deh ma, si … liburan jalan2 ke Singapore..
Enak ya ma..”

Ibu saya pernah ke Singapore.
Saya berharap Ia akan menanggapi cerita saya dengan pengalamannya.
Tapi Ibu saya cuma terdiam.

Esoknya saya main lagi ke rumah teman saya itu.
Pulang dari rumah teman,
Saya diajak bicara oleh abah saya.
Abah saya bilang: “Abah tidak sanggup kalau ima mau liburan ke Singapore!”

Saya sedih sekali.
Bukan karena Singapore.
Saya sedih karena merasa telah membebankan orangtua dengan cerita luar negeri teman saya.
Saya menyesal.

Sejak itu saya berjanji saya tidak akan bercerita mengenai luar negeri,
Tapi saya senang mencari tahu tentang ‘luar negeri’

***’

Sewaktu di sekolah dasar,
Teman saya memberi saya sebuah pena yang unik sekali.
Modelnya lucu,
Warnanya meriah.
Saya hampir tidak menyadari bahwa itu sebuah pena.
Terlalu bagus pikir saya.
Teman saya bilang: “ini belinya di Hongkong, oleh-oleh buat kamu!”
Saya bilang: “Wah terima kasih, bagus nya bolpen dari Hongkong!”
Teman saya pun terus bercerita mengenai Hongkong.
Saya menyimaknya dengan antusias.
Tapi saya pulang tidak membawa cerita.

Masih di sekolah dasar,
Seorang teman mengisi buku biodata milik saya
Atau dulu lebih dikenal dengan nama diary,
Setelah mengisi data-data tentang dirinya.
Ia tidak lupa menempelkan sebuah foto.
Sebuah foto bergambar pantai dengan seorang ibu dan anak kecil berdiri di tepian.
Di bawah foto itu bertuliskan: “ima ini aku waktu di L.A, Amerika”

Menginjak smp,
Teman-teman saya tidak kalah baik dan menyenangkan.
Mereka ada yang lahir di Jerman, New York, dan lain-lain.
Mereka pun punya sejuta cerita tentang masa kecilnya di luar negeri.
Saya senang sekali mendengarnya.
Tapi saya tidak pernah pulang dengan membawa cerita.

Sewaktu di Sma,
Seorang teman membawa foto-fotonya sewaktu di Inggris.
Esoknya teman saya yang lain membawa foto sewaktu di Paris
Beberapa hari kemudian, teman yang lain membawa foto di belahan dunia lainnya
Saya tidak ingat dimana saja.
Mereka sering bercerita,
Saya senang mendengarnya.
Hingga suatu ketika salah satu dari mereka pernah bertanya:
"Ima kok diem aja, kalau elo pernah kemana?"
Saya bilang: “yah belum pernah ke luar negeri, tapi pernah ke Bandung , Lampung hehe”

Sewaktu lulus sma,
Teman saya berpencar-pencar,
Ada yang ke Malaysia, Jerman, Inggris, Australia, Amerika, Jepang, Belanda,
Ah saya tidak hafal dimana saja.
Saya berpikir: “waah beruntung banget kuliah di luar negeri”
Saya senang melihat foto-foto teman sewaktu di luar negeri.
Saya selalu berpikir: “bagus yah luar negeri, kayaknya enak banget”
Tapi tentu saya Cuma sekedar mengagumi,
Saya tidak pernah berkhayal liburan, tahun baruan, Christmas-an, shopping ke luar negeri.
Saya bahagia di dalam negeri :)

***

Enam bulan lalu
Sewaktu menginjakkan kaki saya di Melb,
Adik saya menelfon; “kak bagus ya Australia, enak banget yah kak? Enak yah kakak ke luar negeri mulu!”
Saya ingat saya cuma menjawab: “biasa aja dek!”
Adek: “ah masa sih kok di foto2 adek liat bagus!”
Ima: yah bersih si, dingin, tapi biasa aja sih

***

Pagi ini,
Di tengah perjalanan menuju airport Tullamarine, Ibu kos saya berkata:
Ima ketawa terus, senang yah mau pulang?
Saya jawab: Iyaaaaaaa!

Saya terus melangkah dengan senyum.

Jika kini,saya dihadapkan pada pertanyaan: “Elo pernah kemana aja?”
Saya mungkin bisa menyebut beberapa Negara.
Tentu tidak sebanyak teman-teman lainnya.
Tapi saya bisa menyebutkan beberapa kota yang dikenal di dunia.
Melbourne lah yang paling lama saya kunjungi.

Tapi saya sadar,
Melbourne menyenangkan
Bukan karena pemandangannya
Bukan karena objek wisata-nya

Melbourne menyenangkan
Karena saya bertemu dengan orang-orang yang baik luar biasa
Orang-orang yang memperhatikan saya,
Menyayangi saya
Juga menghibur :)

***

Hari ini
Saya menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta
Entah sudah berapa kali saya ke sini
Tapi saya yakin,
Baru kali ini, saya melintasi Soekarno Hatta dengan senyum yang tidak pernah berhenti.

Saya bahagia,
Padahal saya mengunjungi tempat yang kerap saya kunjungi sebelumnya
Saya tersenyum padahal saya hanya melihat pohon melambai.
Saya terus tersenyum padahal saya hanya berbincang sebentar dengan tukang sapu
Saya pun hanya basa-basi.

Tapi Saya terus tersenyum.
Meski saya sedang berusaha menolak paksaan penjual parfum untuk membeli barang dagangannya.

Saya menolak sembari tersenyum
Saya tidak bisa berhenti tersenyum.

Saya bahagia,
Karena saya akan bertemu ‘Keluarga’
Harta yang paling berharga di dunia :)
Keluarga :)

Saya pun sadar,
Ruang dan waktu tidak pernah istimewa.
Objek yang membuat ruang gemerlap pun tidak terlalu istimewa.
Hingga Objek berlabel Keajaiban dunia sekalipun.

Bagi saya,
Mereka yang mengisi ruang dan waktu lah yang istimewa.
Terutama: Keluarga!

Kali ini, saya akan pulang dengan cerita!

Saya pun tidak sabar ingin bernyayi:
“harta yang paling berharga adalah keluarga”
“mutiara tiada tara adalah keluarga”
“selamat sore mama, selamat sore abah!”
“selamat sore kaka, selamat sore adek, selamat sore pak darlis,
selamat sore mba ikem :)


Bandara Internasional Soekarno-Hatta
23 January 2009 Pukul 16: 10 Waktu INDONESIA Barat!

Fatimah Alatas :) :) :) <- terlalu bahagia:)

Luar Biasa

[21 February 2009]

Dua minggu lalu, saya harus ke mesjid untuk suatu urusan.
Saya minta ditemani adik saya.
Ia sedang tidur-tiduran, lalu bergumam: “Kak, Adek gak jadi ikut ya..ngantuk niy, maaap deh kak, malas niy ganti baju lagi”
Saya memohon: “Bentar paling dek..udah begitu aja lah, gapapa kok”

***

Sesampainya di mejid, kami bertemu seorang ibu.
Berbusana muslim satin merah dengan kerudung putih.
Ia menyapa: “anaknya Ibu Haji ya?”
Saya dan adik pun tersenyum, lalu melanjutkan urusan kami.

Adik saya bertanya: Kak,Ibu yang tadi siapa? Kakak kenal?
Saya menjawab: “gatau siapa, ah paling kenal Mama, biasalah ibu-Ibu”

***

Minggu sore, saya hampir tertidur di Bis Metro Mini 610.
Seorang Ibu tiba-tiba melangkah masuk.
Saya terusik.
Penampilannya apik sekali.
Enak diliihat :)

Baru pertama saya melihat orang serapih ini di metro mini.
Ia mengenakan gaun tanpa lengan berwarna hitam.
Dilengkapi syal satin, dengan kalung mutiara.
Rambutnya tertata begitu rapih.
Sepatu sendalnya pun enak dilihat.

Saya senang melihatnya.
Saya berkata dalam hati: “Pasti ibu ini mau ke kondangan, cantik!”
Ia duduk di sebelah saya.

***

Bis pun melewati sebuah gedung putih.
Bangunan ini menandakan bahwa saya harus turun sebentar lagi,
Si Ibu tampak heran: “dek, gedung ini, dulu supermarket bukan?’
Saya mengangguk: “benar Bu, tapi sekarang udah ganti nama”
“permisi Bu, saya mau turun bentar lagi”

Ibu itu mencegah saya: “gausah, Saya juga mau turun kok”
Saya bingung: “Ibu mau turun dimana? Di Dapur susu bukan?
Ibu tersenyum: “iya, saya mau turun di situ juga dek, sama kayak adek”

Kami pun turun bersama di dapsus, kependekan dari dapur susu.
Ibu itu tampak sedikit bingung: “dek saya mau naik angkot merah, naiknya dari mana yah dek?”
Saya berusaha memastikan: “hmm, angkotnya S12 bukan bu? Saya juga mau naik itu kok..tunggu aja di sini….bentar lagi juga datang kok”

Beruntung, hari itu perkiraan saya tidak meleset.
Tak sampai semenit, angkot pun datang menghampiri
Kami berdua menaiki angkot merah s-12.
Semua mata penumpang memandang pada si ibu,
Biasalah, orang rapih memang jarang ditemukan di sarana transportasi umum Jakarta.

Sepanjang jalan si ibu terus memperhatikan jalanan.
Sementara saya masih terkagum-kagum dengan caranya berpakaian.
Sepatu sendalnya benar-benar menarik perhatian saya.

Tiba-tiba sepatu sandal itu bergeser.
Saya pun mendengar suara: “Kiri bang”
Si ibu menatap saya dan berkata: “Mari dek, terimakasih”
Saya menjawab: “yoooi maaamiiih… *gak lah saya gak bilang gitu hihi*

Tiba-tiba sepatu sandal itu berhenti bergerak.
Si ibu memohon pada sang supir: “Bang mobilnya majuin dikit Bang, becek nih jalanannya”
Saya berpikir: “waah bener-bener, gak kepengen kotor ni ibu, ribet juga ya”

Si ibu pun turun di depan sebuah rumah mewah.
Tapi ternyata Ia tidak berhenti di situ.
Ia melangkah memasuki gereja
Dengan penampilan apik dan bersih :)
Luar biasa

***

Saya melamun sambil tersenyum.
Salut!

Lamunan saya terhenti karena saya harus turun.

Saya berjalan di komplek saya.
Seorang pemulung menyapa: “baru pulang neng?”
Saya berhenti sebentar: “iya niy bu!” lalu terus melengos.

Tapi sebentar, saya teringat seseorang.
Saya berbalik.
Melihat kembali ke belakang.
Pemulung, karung, tongkat pengait

Lusuh dan Kotor
Membungkuk di sisi tong sampah.

Saya menatap wajah si ibu pemulung.
Saya ingat wajah itu:
“Ahh, si ibu berbaju satin merah di mesjid”

Luar biasa.

****

saya harus seperti mereka :)

Menoleh

[15 January 2009]


Minggu lalu,
saya dan dua orang teman menonton sebuah pertunjukkan .
saat menunggu pintu theater dibuka,
Teman saya merujuk pada 3 wanita penjaga pintu lantas berkata: "enak banget yah kerjaan mereka, cuma berdiri doang"

Saya spontan menjawab: ' capek banget tau.. pekerjaan yang keliatannya gak ngapa2in gitu malah lebih ga enak daripada yang jelas harus ngapain!'

Saya lantas teringat pada pengalaman bekerja saya beberapa tahun lalu.
Pekerjaan yang tampak hanya berdiri
Tapi berdiri , bukan sembarang berdiri.
Berdiri dengan penuh keberanian :)

***

Malam itu,
saya berjalan meninggalkan gedung pameran di senayan.
Kaki saya rasanya pegal sekali.
Saya telah berdiri selama berjam-jam.
Tepatnya, saya berdiri seharian.
Dari pagi hingga malam.
Di atas sepatu yang 'kurang enak' untuk berdiri terlalu lama

Waktu itu, saya belum mampu membeli sepatu yang nyaman dipakai.
Kaki saya pegal luar biasa
Tapi saya masih harus berjalan, karena tempat bis nya masih jauh.

Selama beberapa hari,
Saya 'Hanya' Berdiri,

'Hanya'
Berdiri
Tersenyum.
Berdiri,
Tersenyum.
Berdiri
Menahan kecewa dalam 'senyuman'
Berdiri.
dan tersenyum lagi.

***

Saya lupa berapa uang yang saya dapatkan dari 'hanya berdiri' selama beberapa hari,
Tapi,
saya tidak akan lupa akan pelajaran yang saya dapatkan.


Dari 'hanya berdiri', Saya belajar untuk selalu menoleh!

Menoleh, bukan cuma menoleh..
Tapi menoleh dengan senyum =)

Seumur-umur belum pernah ada orang, lembaga, institusi yang pernah mengajarkan saya untuk selalu menoleh.

Menoleh mungkin terlalu Sederhana.
Tapi menoleh ternyata sangat bermakna bagi para pembagi brosur.
Mereka yang bertugas di pertokoan, gedung pameran, parkiran, pintu tol, jalan raya dsb.
Mereka yang 'hanya-berdiri'

Saya salah satunya.

***

Hari pertama,
Tugas saya 'hanya-berdiri' lalu menyebar brosur.

Saya pun berdiri.
Orang-orang berlalu lalang.
Seharusnya saya memberikan mereka brosur.
Tapi saya tidak berani :(

Sulit sekali rasanya untuk memindahkan brosur dari tangan saya ke tangan para pengunjung.
Selama beberapa jam, brosur di tangan saya tetap bertahan dalam jumlah yang banyak,
sementara teman-teman lain terus mengambil brosur tambahan
Saya ditertawakan
Mereka bilang "bagiin brosur aja gak berani"

Saya pun 'hanya-berdiri' dalam ketidakberanian :(

***

Ke-esokan harinya,
saya mulai berani mendekati para pengunjung,
kaki saya melangkah;mencoba memberikan brosur.
Tapi seringkali keberanian saya dipatahkan.
karena banyak pengunjung yang terus melengos
mereka tidak bersedia menoleh pada pemberi brosur :(
saya pun mengurungkan niat untuk memberikan brosur.

Setelah beberapa kali mencoba,
akhirnya saya berhasil memberikan brosur!
Bahagia dan bangga rasanya saat tumpukan brosur di genggaman saya
berkurang
meski hanya selembar.

Namun kebahagian saya hanya bertahan beberapa detik.

Di tengah kebahagiaan,
saya melihat penerima brosur tidak sedikitpun menoleh pada kertas yang saya berikan dengan segenap nyali.

dalam hitungan detik,
ia menjatuhkannya nya begitu saja.
Jika di situ ada tong sampah,
mungkin di situlah brosur saya akan berakhir.
tanpa terbaca sepatah kata pun.

***

Esoknya, saya bertekad:
Saya harus berhasil, membuat setiap penerima brosur membaca informasi dalam selebaran yang saya berikan.
Bukan hanya itu, saya berharap mereka akan mendengar sedikit informasi tambahan dari saya.

Saya pun berhasil.
Seorang pengunjung pria menerima brosur dari saya.
Juga mendengarkan setiap kata yang saya ucapkan.
Lalu Ia berkata: 'Ya, saya mau beli'

Tapi syaratnya?
Saya harus ikut dengan mobil dia.

Saya marah luar biasa.

Marah
Sedih
Kecewa

Terlalu banyak Orang yang tidak mau menoleh.
Padahal menoleh tidak pernah sulit

Sekalinya menoleh.
Merekapun 'menoleh-dengan-tidak-horm
at'

Saya sedih,
Saya memang 'hanya-berdiri'
Tapi saya ingin menyampaikan informasi.

***

Sejak itu, saya belajar untuk selalu menoleh.

Menoleh bukan sekedar menoleh.
Tapi menoleh dengan senyum =)

Menoleh bukan hanya menoleh.
Tapi menoleh dengan penghargaan kepada mereka

Mereka yang 'hanya-berdiri' tapi juga layak untuk dihormati
Para pemberi brosur..

Rally For Gaza














[4 January 2009]


Minggu Lalu, saya mendengar Paman saya berkata: Di Gaza ada Bom!
Entah kenapa reaksi saya biasa saja.

Saya malah berkata: "bukannya tiap hari di Gaza ada bom?"
Kalimat tersebut meluncur dari mulut saya dengan datar, tanpa perasaan.

Datar.
Karena saya terbiasa men-translate berita berjudul: "Gaza Blasts"
"Gaza Blasts 2"
"Gaza Blasts 3"
"Gaza Strikes"
"Gaza Strikes 2"
"Gaza Explosion"
"Gaza Explosion 2"
"Gaza Funeral"

Dan seterusnya.
Hampir setiap hari saya berhadapan dengan berita Gaza.
Sewaktu bekerja di channel berita.

***

Beberapa hari kemudian, saya terus mendengar perbincangan mengenai Gaza.
Orang-orang tampak begitu peduli dengan apa yang terjadi di Gaza.
Alhamdulillah.

Di Jalan-jalan, saya melihat poster "Rally for gaza'
Di mailing list, saya melihat undangan untuk berpartisipasi dalam "rally for Gaza"
Dunia tampak peduli pada tragedi kemanusiaan.
Alhamdulillah

***

Hari ini, saya berniat mengembalikan sebuah barang kepada seorang teman.
Saat saya hubungi. Ia sedang terburu-terburu.
Ia hendak berpartisipasi dalam Rally For Gaza.

Beberapa jam kemudian, saya menghubunginya.
Ia masih di tengah kerumunan.
"Mendengarkan orasi untuk Gaza, katanya".
Saya pun menyusulnya ke tengah kota.

***

Tidak lama kemudian, saya berada di barisan 'kerumunan warga peduli Gaza'
Bapak-Bapak
Ibu-Ibu
Remaja
Anak-anak
Semuanya berseru: "Shame Shame Israel..Free Free Palestine!"
Mereka berseru sambil tertawa.
Berfoto-foto.
Sementara dunia memberitakan aksi mereka sebagai: "aksi peduli Gaza"

***

Mereka terus berjalan,
berteriak.
tertawa.
berteriak kembali.
tertawa lagi.

Sementara saya mengamati.
Sambil terus mencari teman yang barangnya saya pinjam .

***

Tidak lama kemudian,
Saya terkesan dengan orasi para aktivis.

Di sebelah kiri saya,
Segerombol orang terus berteriak: "Allahu Akbar"

Di sebelah kanan saya,
Segerombol lainnya berteriak: "Free Free Palestine!"

Di belakang saya,
Sekelompok lainnya terus berseru : Whoaaaa....Whooaaa...Whoaa
!!

Saya tidak tahu apakah mereka mendengarkan 'orasi para aktivis' atau tidak.
Atau mungkin mereka sedang menyemangati para pemberi orasi.
entah.

***

Tapi
Mereka pasti peduli akan tragedi di Gaza
Jika tidak, mereka tidak akan berkumpul di situ.
Membawa banyak spanduk, papan tulisan dsb.
Sementara saya berjalan ke sana membawa barang milik seorang teman.
Kaki saya melangkah ke sana untuk sekedar mengembalikan barang pinjaman.
Menyedihkan memang.

***

Hari ini,
saya melihat banyak bendera,
bendera berbagai bangsa.
Sebut saja: Australia, Libanon, Irak, Indonesia, dsb.

Hari ini,
saya menyaksikan.
wajah berbagai bangsa di satu tempat.
Mereka berkumpul setelah menyaksikan 'tragedi kemanusiaan'

Sebelumnya saya sering mendengar.
Bangsa ini menghindari Bangsa itu.
Konon karena bangsa itu 'kasar',' tidak beradab'.
Bangsa ini enggan bersatu dengan bangsa itu.
Konon karena bangsa itu 'kafir'
Bangsa ini malas berkumpul di tempat yang banyak komunitas ini.
Konon karena mereka 'bau'.

Tapi hari ini,
mereka semua berkumpul di satu tempat, menyerukan slogan yang sama.
Mereka baru bersatu
Setelah membaca. mendengar, melihat sebuah tragedi kemanusiaan.

***

Saya masih berdiri di tengah kerumunan.
Tepat di depan saya, seorang nenek bule mengenakan pin bertuliskan "free palestine" dan sebuah pin lagi bertuliskan "Israel is a terrorist state"
Sang Nenek berdiri sambil terdiam, terkadang tersenyum.
Ia tampak menyimak orasi.
Terkadang Ia mengangguk
Terkadang Ia bertepuk tangan.

Sementara di sebelah kiri saya,
Berdiri sekelompok muslimah.
Mereka berpakaian sebaik-baiknya seorang muslimah dianjurkan untuk berpakaian.
Tapi tidak berapa lama.
Mereka bergerak.
Kemana?
Mereka tidak bergerak jauh.
Mereka bergerak persis ke belakang si nenek bule.

Untuk apa?

Untuk beristirahat.

Matahari memang terik hari ini.
Untuk pertama kalinya, saya berkeringat di kota ini.

Si Nenek bule terus berdiri menyimak.
Sementara para wanita muda duduk di belakangnya.

Saya terusik.
Bukan karena mereka memilih beristirahat.

Saya terusik melihat cara mereka beristirahat.
Dalam balutan busana muslimah, mereka mengangkang.
Mengangkang di tengah kerumunan orang.
Muhrim, non muhrim, seiman, tidak seiman.

Mungkin tidak ada yang salah.
Tidak ada seorang pun yang protes.
Hanya saya saja yang terusik,

Saya terusik,
semata-mata karena ibu saya terbiasa menasehati:
"anak perempuan kalau duduk yang bener, gak boleh ngangkang"

Mungkin itu cuma budaya Indonesia.
Bukan budaya muslimah.
Tidak tahu.

***

Tak berapa lama,
Orasi berakhir,
Aksi pun berakhir.

Mereka masih berteriak: "Shame Shame Israel, Free Free Palestine"

Saat bergerak meninggalkan arena,
Seorang pria bule sibuk beredar di tengah kerumunan.
Ia membawa sebuah ember.
Ember itu berisikan ratusan pin.
Pin bertuliskan : "Israel is A Terrorist State" atau
Pin bertuliskan: "Free Palestine"
Persis seperti yang dikenakan sang nenek bule.

Saat berpapasan dengan saya,
Pria itu menunjukkan embernya.
Saya pun mengambil satu pin.
Beberapa pengunjuk rasa ikut mengambil pin.
Si pemegang ember lantas berkata: Satu pin harganya 3 dollar, penjualannya untuk membantu palestina.

Saya bertanya: Kalau 2 jadi berapa?
Saya berharap dapet diskon sedikit.
Hehe

Dua ternyata memang lebih murah.
Hanya 5 dollar.
Sementara yang lain memilih mengembalikan pin.

Mungkin sedang berhemat :)

***

"Shame Shame Israel"


" Free Free Palestine"

Rezeki

Pernah dengar "Jodoh, Rezeki, Maut di Tangan Tuhan"?
Rezeki
Hmm...Darimana datangnya rezeki?
Dari mana- mana :p

***

Sewaktu kecil, saya suka sekali coklat itu.
Tapi harganya mahal.
Saya hampir tidak pernah membelinya..

Saya cuma melihat dan melewatinya setiap kali saya ke supermarket,
Tapi saya tahu, itu coklat enak.

Di Melbourne, saya melihat coklat itu di mana-mana.
Mungkin di sini cuma coklat murah,
Tapi saya juga tidak pernah membelinya.

Saya tidak tahu berapa harganya
Tidak pernah mengecek
Mungkin karena di benak saya sudah tertanam bahwa 'itu coklat mahal'

***

Beberapa hari silam,
Saya naik kereta menuju Glen Waverley.
Saat hendak duduk,
Saya melihat sebuah HP berwarna putih tergeletak di kursi.
HP yang bagus, tapi saya tidak tahu siapa pemiliknya.

Saya memegangnya, menunggu petugas datang untuk menyerahkannya.
"Bukan urusan saya!" begitu pikir saya.

Setelah beberapa lama, saya tidak juga menemukan pertugas.
Saya mengeluh: "Wah kok gak ada petugas yang lewat sih, kasih ke siapa ni HP?"

Teman saya berkata: "Coba-coba lihat HPnya!"
Ia memegangnya, lantas bertanya: "Emang hukumnya dalam Islam kalau nemuin barang gimana si?"
Saya menggeleng.
Saya memutuskan untuk menyerahkannya kepada petugas di stasiun tempat saya turun nanti.

***

Atas saran seorang teman, saya membawa pulang HP itu.
Bukan untuk saya.
Tapi untuk diserahkan pada seorang paman yang bekerja di kereta api.

Ketika sampai di rumah.
Saya membaca salah satu sms
Sang pemilik HP ternyata mengirimkan pesan, tentang kehilangannya.
Saya menghubunginya.
Ia pun berjanji akan segera menemui saya.

***

1 Januari 2009
Saya menginap di tempat seorang teman setelah perayaan malam tahun baru.
Saya ingin terus menginap.
Tapi saya teringat janji dengan sang pemilik HP.
Saya pun harus pulang.
Tapi ternyata sang pemilik HP tidak kunjung menghubungi saya.

Saya menunggu hingga tengah malam.
Saat saya hampir terlelap: Telepon saya berdering.
"wahh dari sang pemilik HP"

Saya pikir dia sudah di depan rumah untuk mengambil HP nya.
Tapi ternyata.
Ia hanya menelpon untuk meminta saya mengecek: Siapa saja yang menghubungi dia.
Lalu ia menyebut sebuah nama.
Ia bertanya apakah nama tersebut menghubungi dia.
Saya pun mengiyakan.
Ternyata itu nama pacarnya.

Lantas Ia meminta saya memastikan tanggal berapa dan jam berapa saja pacarnya menghubungi dia.
Konon, dia ribut dengan pacarnya gara-gara tragedi HP hilang.
Ia pun terus bercerita.
Saya heran : "duuhh ni oraang!"

****

Pagi ini,
Saya ingin pergi dengan beberapa teman.
Tapi saya tidak bisa pergi begitu saja.
Saya harus menunggu sang pemilik HP.
Saya melirik jam, Ia tidak kunjung datang.
Saya telepon tidak diangkat.
Saya SMS tidak dibalas.
Sekali lagi saya berkata: "duuuh ni oraang!"

****

Knock, Knock, Knock!
Seseorang mengetuk pintu rumah.
Saya membukanya.
Orang asing memperkenalkan dirinya sebagai sang pemilik HP.
Fiuh,
Saya segera mengembalikan HPnya.
Saya tidak sabar ingin segera pergi dengan teman-teman.

Tapi urusan kami tidak berhenti di situ,
Ia mengeluarkan sesuatu.
Sambil berkata: "Ini untuk kamu, Happy New Year!'
Saya terkejut: "aah...coklat favorit saya!"

Senangnya :)

Rezeki :)


***

Kalimat Nendang 2008: "Bokap gue si kaya, Bokap Lo?"

[28 December 2008]


Hari ini saya menghabiskan waktu dengan Orang -orang Jakarta.

Kali ini, orang Jakarta nya cantik, mewah, terawat, dan mungkin kaya.

entah.

Pembicaraan mengenai kekayaan si ini..si itu pun tiba2 saja akrab kembali terdengar di telinga saya.
Hmm, saya baru sadar, sudah cukup lama saya tidak terlibat dalam pembicaraan seperti ini.
Pembicaraan mengenai kekayaan, tepatnya kekayaan materiil.

Pembicaraan yang tidak mengesankan tapi juga tidak menyebalkan.
Biasa-biasa saja.
Mungkin tidak mengesankan,
karena saya tidak terbiasa dengan kekayaan.
Mungkin tidak menyebalkan,
karena kekayaan orang belum pernah merugikan saya.
Entah.

Tapi beberapa orang di Jakarta memang senang membahasnya, Kekayaan.

***

Saya pun tiba2 saja teringat pada suatu hari, saat beberapa teman saya sangat senang bercanda dengan kalimat : "Bokap Gue si Kaya, Bokap Lo?"

Di tengah reaksi beberapa teman atas kalimat tersebut. Tiba-tiba saja, salah seorang yang paling senior diantara kita berkata: "Eh udah dong jangan ngomong gitu melulu...bokap gue udah meninggal nih!"

Niat saya untuk simpati namun mendadak berubah.

Karena sang 'teman sangat senior' kemudian berkata: "Ya iyalah bokap gue udah meninggal...umur gue ajaa udah segini hahaha!"

***


Hari itu, teman-teman saya pun terus mengolok-ngolok satu sama lain sambil berkata :
"Bokap gue si kaya, bokap lo?"

Saya pun bertanya: Kenapa si ngomong gitu terus? siapa yang mulai si??

Seorang teman lalu bercerita: "Jadi gini ma.....waktu itu ada temen gue niih...gausa gue sebut ya namanya siapa...waktu baru nyampe melbourne...ada temennya nanya ma dia...

Dia nanya: "eh eh...katanya yang kuliah di melbourne tu anak-anak orang kaya ya?"
Lantas temannya membalas: .."Bokap gue si kaya.. Bokap lo?"

gitu ma ceritanya..hehe

***

Saya terdiam..lalu bertanya: "siapa yang ngomong gitu?"
Teman saya membalas: "ada deh ..temen gue... anak Fakultas......"

Mendengar jurusan itu saya bereaksi: "Oh itu si emang anak-anak orang kaya...orang IELTSnya ada yang sampai 14 kali!"

Teman saya spontan membalas : HAH??? 14 Kali??? Untung gue cuma 2 kali..
Teman yang lain: untung gue cuma 3 ...
Teman lain: gue si 2...
Lalu terungkaplah pengakuan masing2 tentang mengulang IELTS haha..

***
Tapi seorang teman lain tiba-tiba berkata: Apah? IELTS 14 Kali???! Buset IELTS 14 kali, itu si bukan Kaya ma! tapi Goblog! hahaha

Kamipun tertawa..

***

Entah cerita "bokap gue si kaya, bokap lo?" benar atau tidak.
Mungkin setiap anak bangga sama bapaknya,
Dari sekian banyak yang bisa dibanggakan, kekayaaan mungkin hanya salah satunya
hingga tercetuslah kalimat sakti "bokap gue si kaya, bokap lo?"

Saya jadi penasaran, Jawaban apa yang akan Anda berikan kalau mendapat pertanyaan 'nendang' tersebut ? hehe...



kalau saya,hmm jawab apa ya?

Saya mungkin akan menjawab:
"hmm....bokap gue gak kaya...tapi dari gue kecil sampe sekarang...bokap gue selalu nunjukkin bagaimana caranya bekerja keras meski kerja keras gak bikin kaya loh...
Mungkin karena selalu melihat bokap kerja keras, gue jadi dapet kesempatan kuliah disini..trus kenal deh sama lo :p.. Coba kalau bokap gue sekaya bokaplo...atau malah lebih kaya...ngapain gue kuliah di sini..mending gue kuliah di UK aja ...hihihi

***

"Bokap gue si Kaya, Bokap lo? "

Cantik!

[ 13 November 2008]


"Aduuuh...bayinya cantik bangeet!", Pernah dengar kalimat itu ga?

Saya lagi mikir...kalau ada orang ngomong gitu...dia lagi mengartikan cantik pake parameter apa yaa...kan tu bayi masih bayi...ehehehe

karena saya baru sadar..definisi Cantik itu ternyata...bermacam-macam.

1. Cantik bisa jadi Terbuka! hehe

Waktu foto seorang artis pake pakaian dalam tiba2 tersebar luas

Seorang teman berkata: "wah gila...cantik juga tu artis ternyata...padahal kan mukanya
kampung-kampung gitu... "

*kampung mana si? kampung neneklo? waktu gue ke kampung kok ternyata cewenya cantik-cantiik...tiap ada pembantu baru dateng dari kampung, mukanya juga lebih cantik daripada pas dia udah kelaman di jakarta ;p*

Tapi anehnya hari itu saya menanggapi: "Iya..gua baru nyadar tu artis cantik pas liat poto dia tlanjang"

Saya dan teman: hahahaha...

2. Cantik bisa jadi Pake Jeans!

Ada seorang wanita yg menurut saya cantik, meski bajunya selalu sederhana. Saya pun merekomendasikan wanita ini, waktu seorang Pria-Ganteng-Yg-Selalu-Dig
andrungi- Smua- Orang datang dan berkata: "Cariiin cewee dong, yg cantik!"

Tapi ternyata, setelah si pria bertemu dengan si wanita, responnya begini.

Ima: Gimana, manteeep kan??
Pria: aah...biasaa ajaa aah..
Ima: Loh cantik gitu kok..dibilang biasa sihh..
Pria: apanya yang cantik...masa pake clana bahan!
Ima: Loh, emang kenapa pake clana bahan..emang yg cantik yg kayak apa?
Pria: Yang Pake Jeans dong!

ooooo...cantik=pake jeans...hehehhe

3. Cantik Bisa Jadi Kucing!

Waktu laptop saya disini rusak, dua orang teman datang ke rumah. Ketika melihat seekor kucing jantan bernama Romeo yang saya takuti,

salah satu dari mereka berkata: "waaah....cantiiiik sekaliii...hi cantik...puss...puss"

Ima: iih...aku si takut ma dia
R: Cantik begini kok...ditakutin...ini cantiik!


4. Cantik Bisa Jadi Najwa Shihab!

Waktu saya lagi liputan ke Rumah sakit, sambil berjalan membawa mic, para ibu2 yang saya hampiri untuk wawancara berkata: "aduh cantik deh..kita2 kira Najwa Shibab!"

Ima: "yaah maaf deh bu..saya ima, fatimah alatas, bukan najwa shihab...yaah..saya gak jadi cantik dong.." ;p

Ibu2 (mesem-mesem): ..bisa ajaa ni si mba..

5. Cantik= Tidak Berjari Gede..:p

Seorang pria ganteng (lagi), dengan penuh semangat mau dikenalin ke wanita cantik, berdandan rapi demi ketemu si cantik yg katanya seperti BULE! Mengingat beberapa orang menganggap yg-mirip- bule itu cantik, Beberapa hari kemudian saya bertanya,

Ima: Gimana?
Pria: aduuuh gaak deh..
Ima: lah kenapa lagi,kan kata orang2 cantik bangeet kayak bule..
Pria: Tapi Jarinya gede-gede bangeet... duh aneh ya gua?
Ima: Huahahahaha....iya aneehh...berarti yg cantik yg jarinya kecil...ada-ada aja sih..hahahah

6. Cantik Tidak Selalu Yang Bule

Ada seorang wanita, yang tersohor karena kecantikan dan kebuleannya.Pada suatu hari, saya dan beberapa teman bertemu dengan si bule ini setelah lama tidak pernah bertemu. Ternyata anaknya sekarang sangat wah, semuanya terawat.Tinggi, Putih, matanya pake softlense, rambutnya jadi pirang dan wavy, makeupnya rapih.kulitnya mengkilat, baju dan tasnya mahal dan mengkilat. sepatunya juga mengkilat, giginya? *yaah gaak kaliii...boneeengg kaali giginya mengkilat...hihii*

Setelah kita berpisah dengan si bule, anehnya saya tidak memahami yg diheboh2kan orang2. semua yg melekat di dia memang wah, tapi saking wahnya saya sampai gak nemu dimana cantiknya. apa dia terlalu cantik sampai saya tidak bisa melihatnya? entah.

Tiiba2 teman saya berkata: "apanya yg cantiik si? gariing gitu kok dibilang cantik?"

Teman Lainnya berkata: "Taau..gue malah ngerasanya kayak mayat idup"

Ima: "set, jahat bangeet lo..tp gue jg aneh si..apa saking cantiknya kita jadi ga ngeh ya?"
Teman: "Yee...emang kagak cantikk...cantik juga mba2 warung ituu tu"...
(sambil nunjuk tukang teh botol yg lagi bcanda ma temennya)

Ima: "Iya yaah..cantikan mba2 teh botol"..

Kalau si bule tau, mungkin dia tersinggung dibandingin sama tukang teh botol. Tapi entah kenapa hari itu kita bertiga berpikir tukang teh botol lebih cantik dari si bule dengan segala kemewahan-nya..aneh.

7. Cantik= Cantik dari Dekat

Waktu lagi duduk2 sama teman2, saya melihat seorang teman dari jauh yg tampak kinclong dengan rambut salon dan baju barunya yg colorful dan sexy..hehe

Ima: eh eh liaat...si itu cantiik banget hari ini

tapi seorang teman nyeletuk

Teman: yeee....iyee canttiik dariii jaauh...dari deket maah kayaak biasaa..

8. Cantik Menurut Majalah Masih belum tentu Cantik

waktu satu les sama seorang model majalah. saya dan teman melihat si model berjalan menuruni tangga sambil tersenyum kepada orang2 di sekitarnya.

Teman saya bilang: Sok cantiik bangeet sih!
Ima: lah apanya? kan emang cantik..model gitu loh
Teman: Gak ah..Gaya Jalannya lagi sok-sok kayak di catwalk..pake senyum2 lagi...berasa
bangeet sih.Kayak Cantik aja.

Ima: oooooo..... (wah model majalah masih dibilang kagak cantik..gila bener..tp apa org ga bole jalan sambil senyum2 ya?apa malah harus jalan mundur aja kali...hihihi)


Hmm...terlepas dari apa yg saya baca di majalah kecantikan, baik itu pengertian cantik yang luas dan sempit...saya baru sadar ternyata orang2 sekitar saya punya definisi yg 'aneh dan lucu' tentang cantik...

Udah berapa kali saya mendengar pernyataan seperti ini;

"Heran...cowonya ganteng bangeet....tapi kok cewenya biasa bangeet si, kokk bisaa sih?"

Kalau dulu saya palingan diem aja.
Kalau skrg, saya jadi pengen bilang: yaa bisa lah, cantik artinya luas banget..tiap orang punya definisi yg beda..cantik ternyata bisa berarti Kucing, Pake Jeans, Berjari Tidak Besar haha, dan masih banyak lagi..:p


Kalau para pedagang selalu bilang; " ah, orang cantik mah bagus pake apa aja!"

saya jadi pengen ngomong: "tapi ternyata gak pake apa-apa bisa bikin orang jadi cantik cik..bang..koh.."

hahahaha

salam cantik selalu :P



"Cantik Wajahnya Belum Tentu Cantik Hatinya" <- Stiker Angkot 114 jurusan Ciputat-Pondok Labu hihihi

Mali

Photo by: Rifki Akbari/ Tesszar Teguh Setiawan




Ini Cerita Tram 19..Tram Favorit Saya Hehe..

8 November 2008
Kamis
Jam 12 Malam.
(kok agak seram ya latar ceritanya hahah...
tapi ini bukan cerita seram loh hihihihi)

Ngantuk.
Capek.
Lemes.
Abis Ngerjain Essay di Library
(sejak disini, ima ke perpus loh *bener gak BOong,bole tanya ama petugas perpus:p*)

Saya berjalan sambil meninggalkan perpus
sambil berpikir: gila..masih 2 paper lagi..masih banyak bgt yg masih harus gue baca...duh..

Jam 12.05 Malam
Saya masih Nunggu Tram

Jam 12.09.. Tramnya datang

Pas lagi naek Tram.
Saya disambut dengan senyuman orang Afrika dan seorang temannya yang bermuka mideast..(...kali ini maksudnya bukan saya loh yg mideast..hehe)

Pas lagi diri di Tram...
Tiba-tiba si mideast pindah dari sebelahnya orang Afrika
Orang Afrika pun mempersilakan saya duduk di sebelahnya

Merasa aneh dengan gelagat mereka...saya pura2 baca buku...*padahal otak udah pusing banget..udah pengen tidur*

Orang AFrika: "busy with exams?'

Saya (malas menjawab) : yea...

Orang Afrika: What are you studying? (sambil ngeliatin buku yg saya pegang)

Saya: oh...it's.. labor relations management in airline industry

Orang Afrika: ooh.. What subject?

Saya (malas jawab..lagi..capek)

Orang Afrika dan Temannya yg mideast liat-liatan..

Orang Afrika: I think you are a very ............. woman..

Saya (makin malas): thanks.... Kamu juga byu-ti-ful man....
*gak lah gua ga jawab gitu gila kali hehe*


Dua cewe bule di sebelah ngelirik sambil senyum2...

Orang Afrika: Where you from?

Saya (gila ni orang nanya melulu..gak liat apa gue lagi baca buku...persis kayak mas-mas rese di metro mini...)

saya diem aja.lemas sekali soalnya..

Orang Afrika (nanya lagi): Where you come from?

Saya: INDONESIA!

Orang Afrika: Ooooh Indonesia.....sure, sure...Indonesia...
Since you walked in, i know you are from Indonesia..
but im not sure .. you look either from Malaysia or Indonesia..

Saya (apa kata lo dah....diem aja kek...galiat apa gue lagi baca buku..)
tapi di satu sisi gue seneng juga si...akhirnya rupa gue diakui merepresentasikan
Indonesia...senangnya :)


Si Mideast dan dua cewe bule di sebelah senyum2 aja..
Si Afrika lirik2an terus ma si mideast..


Orang Afrika: Are you? bachelor...or master..?

Saya (cape deeh) : im doing master... (udaah yaaa dieeem pleasee)

Orang Afrika: ooh, you get scholarship?

Saya: iyaaaaaa.. ..paaaaaak....udaaah yaa

Orang Afrika : which one? which uni?

Saya: melbourne uni

Orang Afrika: Oh, that's the good one..

Saya: Iya kali....

Orang Afrika: So, what subject are you studying?

Saya (nyerah....): Public Relations and Corporate Power

Orang Afrika: what's that?

Saya: hmmmpfh... (pasang muka capek ngejawab...sambil ngelirik buku...maksudnya mau bilang: Pak saya tuh lagi blajar...jangan ngomong mulu yaahh!)

Orang Afrika (ngomong ke temennya yg org mideast): Hey Man, what's Public Relations and Corporate Power?

Orang Mideast cuma senyam-senyum..
Dua Cewe Bule di sebelah juga senyum senyum..

(hmm...di satu sisi gue pegel sama ni orang Afrika..di sisi lain gue seneng juga nemu bule yg gak tlalu cuek..aware ma sekitar, kayaknya ramah ni bule bule nya, kalau aja gue lagi gak capek...gw ajak ngobrol tu bule..)

Si Afrika Kembali Mengeluarkan suara.

Orang Afrika: what does corporate mean? what are you studying?? What is PR and Corporate Power?

hmmmm....ni mas-mas sebenernya bikin gue capek...tapi ni orang kayaknya lagi pengen melatih bahasa inggrisnya...yah bagus juga si buat gue..biar gue jg bisa practice..
gue ngeliat ekspresinya sangat bersemangat...

Saya: PR itu yang menjembatani Company sama Public..

Orang Afrika: OOhhh kayak pelajaran ekonomi yaah?

Saya: yaa..ekonomi dan sosial lah...

Orang Afrika: ooooo.... (senyam-senyum...ngangguk2
..)

Orang Afrika: how long have u been here?

Saya: 3 bulan

Orang Afrika: Oh...baru yah....sama dong kayak saya.. tapi..saya disini cuma ngunjungin teman aja

Saya (dalam hati: EGP!)

Orang Afrika: Where do you live?

Saya: Coburg

Orang Afrika: oooh...dekaat...saya di Brunswick..saya tinggal di rumah teman saya

Saya( Gila yaa ni oraang....ngomoong mulu....percuma deh gw pura2 baca buku...tapi gw salut juga ngeliat dia begitu excited pengen ngomong bahasa inggris...dan selalu tersenyum...meski gw jawab sekenanya...dan ga bener2 natap mukanya..).

Akhirnya gue nyerah pura2 baca buku...pura2 stabilo-in

Gue nengok ke si Afrika yg sedang tersenyum...*persis kayak ekspresi orang Afrika di videoklip BOyzone atau Michael Jackson..Lah? hehe*

Gue ngeliat ni Orang Rapih bener bajunya, pake celana bahan, kemeja, vest..(gue tersenyum liat corak vestnya...ada gambar kartunnya hihihi)

Si Afrika masih pasang senyum pepsodent

Saya (senyum juga akhirnya hehe): where r you from?

Orang Afrika: Mali

Saya: Oh, Mali

Orang Afrika (TIBA2 SEMANGAT GILA): YOU KNOW MALI?? SERIOUSLY?

Saya (bingung): ya , saya tau

Orang Afrika: Oh My God, Kamu orang pertama di Melbourne yang saya temui, yang tahu MALI!!!..disini saya gak pernah ketemu orang yg tahu MALI...Saya happy..Kamu pasti pintar sekali...

Saya: he?
(ah bokis banget lo...Nenek gue juga tau Mali...temen2 gua juga tau Mali...mba ikem gue di rumah paling jg tau mali..masa si ada orang yg gatau Mali..)

Orang Afrika ngomong sendiri kesenengan...

Orang Afrika: How Do You Know Mali?

Saya: Ya...saya tau aja..

Hmm...gue gatau gimana gue bisa tau Mali..di sekolah gue ga pernah belajar tentang Mali..tapi yah gue tau Mali Pokoknya...

Tiba-tiba ni Afrika terus nyerocos...kalau dia senang banget ada orang yg tahu Mali..karena dia sedih selama ini ketemu orang di Melb...gak ada yg tahu MALI (menurut dia loh)

Saya (dalam hati) "masa iya sih?"

Tiba Tiba 2 cewe bule di sebelah nyodorin kertas ke Si Afrika.

Bule-Bule: "Kita termasuk orang2 yang gak tahu Mali loh...kamu bisa tunjukkin gak sama kita dimana? Kita tahunya Zimbabwe doang..

Bule-bule ini ngasi kertas yg ternyata udah ada peta afrika nya...


Saya (takjub dalam hati): Hah? beneran ada orang yg gatau mali...


Si Afrika: oh sure... (dia semangat banget...langsung minjem spidol gue..dan menggambar MALI itu dimana hahaha)...

Dua cw bule cekiikikan antara malu karena termasuk orang yg gatau Mali...

Gue juga cekikikan krn ternyata ni Afrika gak Boong..

Si mideast cekikikan ngeliat tingkah temannya..

Sementara si Afrika semangat sekali, menggambar pake spidol..
sambil ngejelasin tentang MALI, sebuah negara berbentuk Republik yg terletak..di Afrika Barat

Hahaha..

hmm...senang melihat..
Si Afrika tampak bahagia.

Seneng juga ngeliat si Bule-bule..
semangat jadi pengen tahu Mali dimana...hehe

ANEH..
ternyata pengetahuan sederhana,
bisa membuat orang senang...

Kalau pengetahuan sederhana aja bisa buat orang senang,
apalagi pengetahuan mendalam..
sekarang gue baru ngerti apa gunanya belajar..

****

Si Afrika tiba2 harus turun..
dia tersenyum sambil mengembalikan spidol gue...yang dipakai buat menggambar Peta MALI heheh

Si Afrika: Thank You...it's very nice to meet you...

Saya: Iya pak Mali...saya juga senang ketemu anda...

Saya dan Bule-Bule: See You...take care...

Kita Pun tertawa bersama-sama...hihihi


Ah seandainya saja...suasana tram selalu seseru ini setiap harinya :

Anak Indonesia















Dia bilang: “orang Indonesia selalu menangis, cengeng!”

Gue bilang: “Gak, orang Indonesia Tidak selalu menangis!”

Orang Indonesia Tidak Menangis jika Tidak Perlu.

Di sini, seorang anak mungkin menangis karena terjatuh.
Terjatuh di lantai yang halus.

Di Indonesia, banyak anak dengan usia yang sama, tidak menangis
Cuma karena satu luka.

Kaki anak Indonesia telah penuh dengan luka
Terjatuh sedikit pun tidak ada rasanya
Tidak pula sanggup membuat mereka meneteskan air mata

Anak Indonesia biasa memanjat pohon
Anak Indonesia di perkotaan pun biasa memanjat pagar :p
Anak Indonesia biasa melompat dari bis,
bukan cuma bis tapi juga truk atau kereta

Anak Indonesia biasa terjatuh di jalan yang kasar, penuh kerikil, atau belum beralaskan aspal sekalipun.
Tapi terjatuh adalah resiko, bukan pemicu tangisan.

Anak Indonesia biasa berjuang.
karena tidak ada yang mudah di Indonesia.

Tahukah kamu Apa yang membuat mereka menangis?

Ibu Arsad, warga Jakarta Utara, menangis karena tidak bisa sembahyang.
Perlengkapan solat nya terbakar bersama rumahnya di kawasan permukiman liar.

Sri, 9 tahun, menangis menjelang petang.
Ia menangis karena tidak kunjung menghasilkan cukup uang untuk membantu sang ibu membayar sewa rumah.

Sementara Sarah menangis karena khawatir tidak bisa melunasi uang sekolah adik-adiknya.


Sri dan teman-temannya
Setiap hari mengamen sebelum pergi ke sekolah.
Coba tanya : Apa cita-cita kamu Sri?
Kata Sri: “beli rumah buat Ibu”


Anak Indonesia menangis karena mengkhawatirkan ibunya.
Anak Indonesia rela ‘berjuang’ untuk ibunya

Tapi di Indonesia
‘berjuang’ mungkin telah menjadi bagian dari keseharian

Untuk mengecap bangku sekolah, anak Indonesia harus bersaing dengan ribuan pendaftar

Untuk bisa duduk di bis pun, anak Indonesia harus ‘berjuang’ dalam persaingan.
Tapi, anak Indonesia tidak mudah menyerah.
Anak Indonesia juga tidak pernah kehabisan trik :p
Tangga di dalam bis bisa difungsikan menjadi tempat duduk yang nyaman :p
Bantal tambahan dekat kursi sang supir pun masih bisa berfungsi seperti kursi :p
Jika terpaksa, pangkuan teman pun tidak menjadi masalah :p
Yang penting kan kebersamaan,
Begitulah Anak Indonesia.

Untuk mendapatkan sebuah kursi di perguruan tinggi negeri pun, anak Indonesia harus bersaing dengan ratusan ribu peminat lainnya

Jika berhasil, anak Indonesia menangis karena melihat senyum orangtuanya

Jika gagal pun, Anak Indonesia menangis,
Tapi menangis bukan karena kegagalannya,

Anak Indonesia menangis karena takut mengecewakan orangtuanya.

Karena
Anak Indonesia peduli pada orangtua.

Anak Indonesia
tidak meninggalkan orangtuanya
Anak Indonesia
tidak menitipkan orangtuanya di panti jompo.

Anak Indonesia akan menangis melihat orangtuanya berjalan tertatih-tatih di jalan raya

Anak Indonesia akan menangis melihat orangtuanya berjalan seorang diri dalam kedinginan.

Masih pantas bilang orang Indonesia "cengeng"?

Ikem

Ikem

Ikem adalah nama pembantu di rumah saya

Nama yang mengundang tawa teman-teman kantor saya.

Entah apa yang lucu

Seandainya saja mereka mengenal sosok Ikem

Mungkin mereka tidak akan berani tertawa.

Karena takjub akan sosok seorang ikem

Seorang perempuan yang mengagumkan.




Ikem bukan orang tidak punya

Ikem memiliki rumah besar dan halaman yang luas di kampungnya

Rumah Ikem lebih luas dari Rumah sang majikan

Tapi, Ikem mau bekerja sebagai pembantu.

di Rumah sebuah keluarga yang luasnya yang lebih sempit dari rumah ikem.

Lihat kehebatan Ikem?


Ikem bekerja sebagai pembantu dengan sepenuh hati.

Ikem hampir tidak pernah mengeluh.

Dengan bekerja sebagai seorang pembantu,

Ikem telah sanggup membuang rasa gengsi dari dirinya

Satu keistimewaan yang tidak dimiliki hampir

seluruh manusia di dunia ini

Ikem tidak peduli akan gengsi.

Mengagumkan bukan?



Ikem bekerja dengan sangat baik.

Sejumlah keringanan tidak membuat Ikem menjadi lengah

Ikem selalu melaksanakan tugasnya.

Seorang anak di rumah tempat Ikem bekerja,

hampir tidak pernah menyuruh Ikem

Karena memang kurang suka dilayani.

Risih, begitulah.


Tapi Ikem tidak pernah berhenti menawarkan untuk melayani.

Ikem tidak pernah alpa menanyakan: "mau sarapan apa?"

Meski setiap hari, ikem selalu mendapat jawaban yang sama:
"gampang mba..nanti saya buat sendiri ya.."

Ikem pun bukan orang bodoh.

Dia hafal akan kebiasaan orang-orang disekitarnya.

Tapi ikem tidak pernah lupa menawarkan kebaikannya.

Ikem tidak pernah memanfaatkan keadaan

Ikem selalu jujur dan sadar akan tugas-tugas-nya

Ikem telah menunjukkan pelajaran penting bagi dunia.

Sudah sepatutnya Ikem menjadi contoh bagi seluruh pekerja.

Terutama bagi mereka yang tidak jujur.

Ikem mengajarkan:

Keringanan, kenyamanan tidak seharusnya membuat kita lengah

apalagi lupa akan tugas-tugas utama kita

Mungkin sikap ini hanya dimiliki oleh seorang Ikem.

Hebat bukan?



Ikem tidak hanya mengagumkan

Ikem juga seorang guru yang kaya pelajaran hidup

Pada suatu hari,

seorang anak membuang kosmetik-kosmetik ibunya yang sudah habis

tidak terpakai.

sang anak pun melempar begitu saja sekumpulan kosmetik ke tempat sampah

Tiba-tiba Ikem bertanya: “Buang Apa?”
Si anak bodoh menjawab; “Kosmetik gak kepake mba..”

Ikem pun berkata: ”eh jangan dibuang!”

Ikem pun mengais-ngais sampah satu persatu

mencari kosmetik yang terbuang

Si anak terpana diliputi perasaan bersalah

Ikem akhirnya menemukan barang yang di-ingin-kan nya

Kosmetik-kosmetik bekas itu dibukanya dengan senyum

Ikem pun berkata: ”Masih ada kok dikit! Buat Mba’ aja ya!”

Sang anak mengangguk sedih.

Namun Ia bersyukur, menyadari Ikem telah mengajarkan dirinya satu hal penting.

Hari itu, untuk pertama kalinya

Sang anak belajar untuk tidak menganggap remeh segala sesuatu yang ada di dunia ini

hingga hal terkecil sekalipun.

Karena sesuatu yang tidak bermakna baginya bisa jadi sangat bernilai bagi orang lain.

Sebuah pelajaran berharga yang didapatkannya

dari

Seorang Ikem.

Salah satu perempuan paling mengagumkan di dunia.



-7 Maret 2007 -

"Pasti karena doa Mama Kak!"

Sebulan, setengah bulan, seperempat bulan yang lalu...
Entah kapan pastinya,
Di tengah rutinitas 'chatting' dengan si adek,
Di tengah derai tawa,
Tiba-tiba saja saya tercengang dengan tulisan di layar komputer
Tulisan itu berbunyi: "pasti karena doa mama kak hehe"

Saya terdiam..
Layar komputer terus berkedip:

syafinaalatas@yahoo.com: "kak...kak...kok diem?
syafinaalatas@yahoo.com: "kak..kak..?"
syafinaalatas@yahoo.com: "kokoooooo........"


Saya terdiam...
Tanpa sadar, terus meneteskan air mata

"doa mama"

Hmm...
Sesuatu yang biasa saya dengar setiap hari
Setiap subuh
Setiap zhuhur
Setiap ashar
Setiap maghrib
Setiap isya
Setiap sebelum berangkat sekolah
Setiap sebelum berangkat kerja
Setiap sebelum pergi
Setiap detik ....saat saya tertidur mungkin


Doa mama,
Sesuatu yang biasa saya anggap bagian dari 'keseharian'


Dulu di rumah,
Semua sering tertawa saat mendengar Mama berdoa
Mengingat doa mama yang selalu jelas, lengkap, lama dan terkesan 'maruk' hehe
Cuma mereka yang pernah dengar Mama berdoa yang mengerti...

Mereka yang cuma bisa tersenyum
Tertawa
Bahkan terkadang kesal karena "lama" hehe

Mereka yang tidak mau atau tidak bisa berdoa seperti itu.


Dua bulan yang lalu:
Sebelum hari-hari kuliah dimulai
Saya cuma tersenyum waktu baca sms kakak tentang 'doa mama'.

Kata Kakak: "Ima, setiap hari Mama doain Ima sambil liatin foto Ima"
Kata Mama: "Ima, Mama kangen, setiap hari Mama doain Ima biar sukses kuliah nja, sambil melihat foto Ima yang pakai baju hitam, yang beli sama-sama Mama di Poins"


Saya malah tertawa dan membalas:
"Makasi ya ma...btw..beli baju hitam bukan di poins tapi di ITC Fatmawati...hehe.. gimana
si..lupa :p"

***

Hmm...
Terkadang mengherankan,
Kenapa Mama bisa berdoa sepanjang itu
Selengkap itu...


Terkadang menghibur,
Saat Mama mendoakan keinginan kita,
Namun membuat pengucapan yang salah pada kata tertentu :p


Terkadang mengesalkan,
Kenapa mama harus berdoa selama itu dimanapun dia berada


Saat kita sedang berpergian,
Seringkali,
Kita kesal karena harus menunggu 'Mama berdoa'


Kata Kakak: "Heran deh Mama, gak di rumah..gak di luar rumah..lama banget doanya"
Kata semua: "taaukk neh...lamaa bangeeet..gak mikirin orang yg nungguin apa.."

Abah pun ikut protes dengan istilah-istilah yang 'pintar'


Doa mama,
Tidak sedikitpun terdengar pintar...
Doa mama,
Kata-katanya sangat sederhana
Tapi maknanya tidak pernah 'sederhana'



Kini,
Doa mama mungkin tidak terdengar
Mungkin tidak lagi mengundang senyum


Tapi
Doa mama terus terdengar

Saat saya berhenti menangis
Saat saya tidak lagi merasa sakit setiap haid
Saat saya mulai menyukai tempat kos
Saat saya terbiasa dengan suasana yang sepi
Saat saya bercanda dengan 'keluarga' di sini
Saat saya menikmati enaknya masakan Ibu kos
Saat saya merasa nyaman



Doa Mama terdengar,
Saat saya tidak lagi melihat jam sewaktu di kelas :p
Saat saya tidak lagi merasa bingung di kelas
Saat seorang dosen tiba-tiba saja berkata: oh you're the one whose name ... alatas,
most alatas i know are intellectuals..


Saat saya mulai percaya diri
Saat saya menyadari: "bule-bule" ternyata juga tidak mengerti ..hehe
Saat saya mulai mengerti diskusi
Saat saya mulai bisa menyelesaikan tugas-tugas



Saat saya mulai melewati hari dengan senyum




Saat saya tidak lagi merasa 'takut'...



ima***@hotmail.com: "Iya dek, benar: "Pasti karena doa mama!" =)




- 18 september 2008