Friday, April 10, 2009

Rally For Gaza














[4 January 2009]


Minggu Lalu, saya mendengar Paman saya berkata: Di Gaza ada Bom!
Entah kenapa reaksi saya biasa saja.

Saya malah berkata: "bukannya tiap hari di Gaza ada bom?"
Kalimat tersebut meluncur dari mulut saya dengan datar, tanpa perasaan.

Datar.
Karena saya terbiasa men-translate berita berjudul: "Gaza Blasts"
"Gaza Blasts 2"
"Gaza Blasts 3"
"Gaza Strikes"
"Gaza Strikes 2"
"Gaza Explosion"
"Gaza Explosion 2"
"Gaza Funeral"

Dan seterusnya.
Hampir setiap hari saya berhadapan dengan berita Gaza.
Sewaktu bekerja di channel berita.

***

Beberapa hari kemudian, saya terus mendengar perbincangan mengenai Gaza.
Orang-orang tampak begitu peduli dengan apa yang terjadi di Gaza.
Alhamdulillah.

Di Jalan-jalan, saya melihat poster "Rally for gaza'
Di mailing list, saya melihat undangan untuk berpartisipasi dalam "rally for Gaza"
Dunia tampak peduli pada tragedi kemanusiaan.
Alhamdulillah

***

Hari ini, saya berniat mengembalikan sebuah barang kepada seorang teman.
Saat saya hubungi. Ia sedang terburu-terburu.
Ia hendak berpartisipasi dalam Rally For Gaza.

Beberapa jam kemudian, saya menghubunginya.
Ia masih di tengah kerumunan.
"Mendengarkan orasi untuk Gaza, katanya".
Saya pun menyusulnya ke tengah kota.

***

Tidak lama kemudian, saya berada di barisan 'kerumunan warga peduli Gaza'
Bapak-Bapak
Ibu-Ibu
Remaja
Anak-anak
Semuanya berseru: "Shame Shame Israel..Free Free Palestine!"
Mereka berseru sambil tertawa.
Berfoto-foto.
Sementara dunia memberitakan aksi mereka sebagai: "aksi peduli Gaza"

***

Mereka terus berjalan,
berteriak.
tertawa.
berteriak kembali.
tertawa lagi.

Sementara saya mengamati.
Sambil terus mencari teman yang barangnya saya pinjam .

***

Tidak lama kemudian,
Saya terkesan dengan orasi para aktivis.

Di sebelah kiri saya,
Segerombol orang terus berteriak: "Allahu Akbar"

Di sebelah kanan saya,
Segerombol lainnya berteriak: "Free Free Palestine!"

Di belakang saya,
Sekelompok lainnya terus berseru : Whoaaaa....Whooaaa...Whoaa
!!

Saya tidak tahu apakah mereka mendengarkan 'orasi para aktivis' atau tidak.
Atau mungkin mereka sedang menyemangati para pemberi orasi.
entah.

***

Tapi
Mereka pasti peduli akan tragedi di Gaza
Jika tidak, mereka tidak akan berkumpul di situ.
Membawa banyak spanduk, papan tulisan dsb.
Sementara saya berjalan ke sana membawa barang milik seorang teman.
Kaki saya melangkah ke sana untuk sekedar mengembalikan barang pinjaman.
Menyedihkan memang.

***

Hari ini,
saya melihat banyak bendera,
bendera berbagai bangsa.
Sebut saja: Australia, Libanon, Irak, Indonesia, dsb.

Hari ini,
saya menyaksikan.
wajah berbagai bangsa di satu tempat.
Mereka berkumpul setelah menyaksikan 'tragedi kemanusiaan'

Sebelumnya saya sering mendengar.
Bangsa ini menghindari Bangsa itu.
Konon karena bangsa itu 'kasar',' tidak beradab'.
Bangsa ini enggan bersatu dengan bangsa itu.
Konon karena bangsa itu 'kafir'
Bangsa ini malas berkumpul di tempat yang banyak komunitas ini.
Konon karena mereka 'bau'.

Tapi hari ini,
mereka semua berkumpul di satu tempat, menyerukan slogan yang sama.
Mereka baru bersatu
Setelah membaca. mendengar, melihat sebuah tragedi kemanusiaan.

***

Saya masih berdiri di tengah kerumunan.
Tepat di depan saya, seorang nenek bule mengenakan pin bertuliskan "free palestine" dan sebuah pin lagi bertuliskan "Israel is a terrorist state"
Sang Nenek berdiri sambil terdiam, terkadang tersenyum.
Ia tampak menyimak orasi.
Terkadang Ia mengangguk
Terkadang Ia bertepuk tangan.

Sementara di sebelah kiri saya,
Berdiri sekelompok muslimah.
Mereka berpakaian sebaik-baiknya seorang muslimah dianjurkan untuk berpakaian.
Tapi tidak berapa lama.
Mereka bergerak.
Kemana?
Mereka tidak bergerak jauh.
Mereka bergerak persis ke belakang si nenek bule.

Untuk apa?

Untuk beristirahat.

Matahari memang terik hari ini.
Untuk pertama kalinya, saya berkeringat di kota ini.

Si Nenek bule terus berdiri menyimak.
Sementara para wanita muda duduk di belakangnya.

Saya terusik.
Bukan karena mereka memilih beristirahat.

Saya terusik melihat cara mereka beristirahat.
Dalam balutan busana muslimah, mereka mengangkang.
Mengangkang di tengah kerumunan orang.
Muhrim, non muhrim, seiman, tidak seiman.

Mungkin tidak ada yang salah.
Tidak ada seorang pun yang protes.
Hanya saya saja yang terusik,

Saya terusik,
semata-mata karena ibu saya terbiasa menasehati:
"anak perempuan kalau duduk yang bener, gak boleh ngangkang"

Mungkin itu cuma budaya Indonesia.
Bukan budaya muslimah.
Tidak tahu.

***

Tak berapa lama,
Orasi berakhir,
Aksi pun berakhir.

Mereka masih berteriak: "Shame Shame Israel, Free Free Palestine"

Saat bergerak meninggalkan arena,
Seorang pria bule sibuk beredar di tengah kerumunan.
Ia membawa sebuah ember.
Ember itu berisikan ratusan pin.
Pin bertuliskan : "Israel is A Terrorist State" atau
Pin bertuliskan: "Free Palestine"
Persis seperti yang dikenakan sang nenek bule.

Saat berpapasan dengan saya,
Pria itu menunjukkan embernya.
Saya pun mengambil satu pin.
Beberapa pengunjuk rasa ikut mengambil pin.
Si pemegang ember lantas berkata: Satu pin harganya 3 dollar, penjualannya untuk membantu palestina.

Saya bertanya: Kalau 2 jadi berapa?
Saya berharap dapet diskon sedikit.
Hehe

Dua ternyata memang lebih murah.
Hanya 5 dollar.
Sementara yang lain memilih mengembalikan pin.

Mungkin sedang berhemat :)

***

"Shame Shame Israel"


" Free Free Palestine"

No comments:

Post a Comment