Friday, April 10, 2009

Luar Biasa

[21 February 2009]

Dua minggu lalu, saya harus ke mesjid untuk suatu urusan.
Saya minta ditemani adik saya.
Ia sedang tidur-tiduran, lalu bergumam: “Kak, Adek gak jadi ikut ya..ngantuk niy, maaap deh kak, malas niy ganti baju lagi”
Saya memohon: “Bentar paling dek..udah begitu aja lah, gapapa kok”

***

Sesampainya di mejid, kami bertemu seorang ibu.
Berbusana muslim satin merah dengan kerudung putih.
Ia menyapa: “anaknya Ibu Haji ya?”
Saya dan adik pun tersenyum, lalu melanjutkan urusan kami.

Adik saya bertanya: Kak,Ibu yang tadi siapa? Kakak kenal?
Saya menjawab: “gatau siapa, ah paling kenal Mama, biasalah ibu-Ibu”

***

Minggu sore, saya hampir tertidur di Bis Metro Mini 610.
Seorang Ibu tiba-tiba melangkah masuk.
Saya terusik.
Penampilannya apik sekali.
Enak diliihat :)

Baru pertama saya melihat orang serapih ini di metro mini.
Ia mengenakan gaun tanpa lengan berwarna hitam.
Dilengkapi syal satin, dengan kalung mutiara.
Rambutnya tertata begitu rapih.
Sepatu sendalnya pun enak dilihat.

Saya senang melihatnya.
Saya berkata dalam hati: “Pasti ibu ini mau ke kondangan, cantik!”
Ia duduk di sebelah saya.

***

Bis pun melewati sebuah gedung putih.
Bangunan ini menandakan bahwa saya harus turun sebentar lagi,
Si Ibu tampak heran: “dek, gedung ini, dulu supermarket bukan?’
Saya mengangguk: “benar Bu, tapi sekarang udah ganti nama”
“permisi Bu, saya mau turun bentar lagi”

Ibu itu mencegah saya: “gausah, Saya juga mau turun kok”
Saya bingung: “Ibu mau turun dimana? Di Dapur susu bukan?
Ibu tersenyum: “iya, saya mau turun di situ juga dek, sama kayak adek”

Kami pun turun bersama di dapsus, kependekan dari dapur susu.
Ibu itu tampak sedikit bingung: “dek saya mau naik angkot merah, naiknya dari mana yah dek?”
Saya berusaha memastikan: “hmm, angkotnya S12 bukan bu? Saya juga mau naik itu kok..tunggu aja di sini….bentar lagi juga datang kok”

Beruntung, hari itu perkiraan saya tidak meleset.
Tak sampai semenit, angkot pun datang menghampiri
Kami berdua menaiki angkot merah s-12.
Semua mata penumpang memandang pada si ibu,
Biasalah, orang rapih memang jarang ditemukan di sarana transportasi umum Jakarta.

Sepanjang jalan si ibu terus memperhatikan jalanan.
Sementara saya masih terkagum-kagum dengan caranya berpakaian.
Sepatu sendalnya benar-benar menarik perhatian saya.

Tiba-tiba sepatu sandal itu bergeser.
Saya pun mendengar suara: “Kiri bang”
Si ibu menatap saya dan berkata: “Mari dek, terimakasih”
Saya menjawab: “yoooi maaamiiih… *gak lah saya gak bilang gitu hihi*

Tiba-tiba sepatu sandal itu berhenti bergerak.
Si ibu memohon pada sang supir: “Bang mobilnya majuin dikit Bang, becek nih jalanannya”
Saya berpikir: “waah bener-bener, gak kepengen kotor ni ibu, ribet juga ya”

Si ibu pun turun di depan sebuah rumah mewah.
Tapi ternyata Ia tidak berhenti di situ.
Ia melangkah memasuki gereja
Dengan penampilan apik dan bersih :)
Luar biasa

***

Saya melamun sambil tersenyum.
Salut!

Lamunan saya terhenti karena saya harus turun.

Saya berjalan di komplek saya.
Seorang pemulung menyapa: “baru pulang neng?”
Saya berhenti sebentar: “iya niy bu!” lalu terus melengos.

Tapi sebentar, saya teringat seseorang.
Saya berbalik.
Melihat kembali ke belakang.
Pemulung, karung, tongkat pengait

Lusuh dan Kotor
Membungkuk di sisi tong sampah.

Saya menatap wajah si ibu pemulung.
Saya ingat wajah itu:
“Ahh, si ibu berbaju satin merah di mesjid”

Luar biasa.

****

saya harus seperti mereka :)

1 comment:

  1. Anonymous1:50 AM

    memberi yang terbaik, untuk yang maha baik... hmmmm

    ReplyDelete