Friday, April 10, 2009

Menoleh

[15 January 2009]


Minggu lalu,
saya dan dua orang teman menonton sebuah pertunjukkan .
saat menunggu pintu theater dibuka,
Teman saya merujuk pada 3 wanita penjaga pintu lantas berkata: "enak banget yah kerjaan mereka, cuma berdiri doang"

Saya spontan menjawab: ' capek banget tau.. pekerjaan yang keliatannya gak ngapa2in gitu malah lebih ga enak daripada yang jelas harus ngapain!'

Saya lantas teringat pada pengalaman bekerja saya beberapa tahun lalu.
Pekerjaan yang tampak hanya berdiri
Tapi berdiri , bukan sembarang berdiri.
Berdiri dengan penuh keberanian :)

***

Malam itu,
saya berjalan meninggalkan gedung pameran di senayan.
Kaki saya rasanya pegal sekali.
Saya telah berdiri selama berjam-jam.
Tepatnya, saya berdiri seharian.
Dari pagi hingga malam.
Di atas sepatu yang 'kurang enak' untuk berdiri terlalu lama

Waktu itu, saya belum mampu membeli sepatu yang nyaman dipakai.
Kaki saya pegal luar biasa
Tapi saya masih harus berjalan, karena tempat bis nya masih jauh.

Selama beberapa hari,
Saya 'Hanya' Berdiri,

'Hanya'
Berdiri
Tersenyum.
Berdiri,
Tersenyum.
Berdiri
Menahan kecewa dalam 'senyuman'
Berdiri.
dan tersenyum lagi.

***

Saya lupa berapa uang yang saya dapatkan dari 'hanya berdiri' selama beberapa hari,
Tapi,
saya tidak akan lupa akan pelajaran yang saya dapatkan.


Dari 'hanya berdiri', Saya belajar untuk selalu menoleh!

Menoleh, bukan cuma menoleh..
Tapi menoleh dengan senyum =)

Seumur-umur belum pernah ada orang, lembaga, institusi yang pernah mengajarkan saya untuk selalu menoleh.

Menoleh mungkin terlalu Sederhana.
Tapi menoleh ternyata sangat bermakna bagi para pembagi brosur.
Mereka yang bertugas di pertokoan, gedung pameran, parkiran, pintu tol, jalan raya dsb.
Mereka yang 'hanya-berdiri'

Saya salah satunya.

***

Hari pertama,
Tugas saya 'hanya-berdiri' lalu menyebar brosur.

Saya pun berdiri.
Orang-orang berlalu lalang.
Seharusnya saya memberikan mereka brosur.
Tapi saya tidak berani :(

Sulit sekali rasanya untuk memindahkan brosur dari tangan saya ke tangan para pengunjung.
Selama beberapa jam, brosur di tangan saya tetap bertahan dalam jumlah yang banyak,
sementara teman-teman lain terus mengambil brosur tambahan
Saya ditertawakan
Mereka bilang "bagiin brosur aja gak berani"

Saya pun 'hanya-berdiri' dalam ketidakberanian :(

***

Ke-esokan harinya,
saya mulai berani mendekati para pengunjung,
kaki saya melangkah;mencoba memberikan brosur.
Tapi seringkali keberanian saya dipatahkan.
karena banyak pengunjung yang terus melengos
mereka tidak bersedia menoleh pada pemberi brosur :(
saya pun mengurungkan niat untuk memberikan brosur.

Setelah beberapa kali mencoba,
akhirnya saya berhasil memberikan brosur!
Bahagia dan bangga rasanya saat tumpukan brosur di genggaman saya
berkurang
meski hanya selembar.

Namun kebahagian saya hanya bertahan beberapa detik.

Di tengah kebahagiaan,
saya melihat penerima brosur tidak sedikitpun menoleh pada kertas yang saya berikan dengan segenap nyali.

dalam hitungan detik,
ia menjatuhkannya nya begitu saja.
Jika di situ ada tong sampah,
mungkin di situlah brosur saya akan berakhir.
tanpa terbaca sepatah kata pun.

***

Esoknya, saya bertekad:
Saya harus berhasil, membuat setiap penerima brosur membaca informasi dalam selebaran yang saya berikan.
Bukan hanya itu, saya berharap mereka akan mendengar sedikit informasi tambahan dari saya.

Saya pun berhasil.
Seorang pengunjung pria menerima brosur dari saya.
Juga mendengarkan setiap kata yang saya ucapkan.
Lalu Ia berkata: 'Ya, saya mau beli'

Tapi syaratnya?
Saya harus ikut dengan mobil dia.

Saya marah luar biasa.

Marah
Sedih
Kecewa

Terlalu banyak Orang yang tidak mau menoleh.
Padahal menoleh tidak pernah sulit

Sekalinya menoleh.
Merekapun 'menoleh-dengan-tidak-horm
at'

Saya sedih,
Saya memang 'hanya-berdiri'
Tapi saya ingin menyampaikan informasi.

***

Sejak itu, saya belajar untuk selalu menoleh.

Menoleh bukan sekedar menoleh.
Tapi menoleh dengan senyum =)

Menoleh bukan hanya menoleh.
Tapi menoleh dengan penghargaan kepada mereka

Mereka yang 'hanya-berdiri' tapi juga layak untuk dihormati
Para pemberi brosur..

1 comment:

  1. Anonymous6:31 AM

    ...hehehe... berharap tulisan ini mampu merubah pandangan orang... walau hanya segelintir..dan buat pembagi brosur yang belum berpengalaman, mualailah untuk mencari jenis sepatu yang lebih ergonomis =)

    ReplyDelete