Thursday, February 18, 2010

b e r t a h a n

Tadi pagi saya merasa tidak enak badan,
Tapi tanggung jawab saya setiap kamis pagi: membagikan-bagikan majalah.

Saya pun berjalan lemas meninggalkan apartemen.
Ah semakin lemas.

Saya pun berlari.
baru sebentar saya berlari.
Saya sudah lemas.
Memang tubuh saya sedang kurang sehat.

Seperti biasa,
Seorang perempuan sudah siap siaga membagi-bagikan majalah di perempatan Collins dan King St.
Rupaya, Ia selalu mulai lebih awal dari jam kerja seharusnya.
Hebat!

Saya pun sampai di pangkalan saya.
Saya membuka ikatan-ikatan pada tiga bundel majalah yang harus saya bagikan.
300 Majalah.

Belum sempat saya membagikan majalah,
Saya merasa begitu lemas.
Angin pagi ini lumayan besar.
Sepertinya saya masuk angin.

Saya merasa Keliyengan.
Pandangan saya pun sempat kabur sebentar.

Saya lantas berusaha berdiri dan mulai membagikan majalah

***

Sejak membagikan majalah yang pertama
Saya sudah merasa ingin pingsan.
Saya menengok ke belakang.
Ah, masih 299 majalah lagi :(.

Dari kejauhan saya melihat seorang bapak tersenyum.
Saya hafal wajahnya.
Ia bekerja di kantor persis di belakang tempat saya berdiri setiap kamis pagi.

Ia selalu menyapa ramah.
Ia juga rajin mengomentari pakaian, sepatu, topi bahkan pernah jemari tangan saya.

Pernah suatu ketika,
Ia menerima majalah dari tangan saya.
Ia lantas masuk ke kantor.

Tak berapa lama, ia keluar lagi dan berkata: "nanti kamu jangan lupa bersihin tangan ya"

Terlalu sibuk membagi-bagikan majalah pada orang lain
Saya tidak mengusiknya.
Hingga saya sadar, jika tangan saya selalu berwarna hitam setiap kamis pagi.
karena terlalu lama menggengam tumpukan majalah.

***

Pagi ini, seperti biasa Ia tersenyum ramah.

kali ini saya menyapanya: "Kamu mau gak kalau saya kasih 2 majalah?"


Entah kenapa Ia lantas tersenyum lebar.Penuh arti: "kamu mau kasih saya 2? Kenapa?"

Saya menjawab jujur: "saya lagi kurang enak badan, tidak sabar ingin cepat selesai!"

Ia pun berkata: "oooh...ingin cepat selesai..."


Saya pun memberikan dua majalah padanya.
Ia membuka telapak tangannya
lalu memasukkan majalah-majalah saya ke dalam tas.

Saya kembali menengok ke belakang.
Aduh, masih 297 majalah lagi.
Saya ingin pulang!

Belum lagi,
angin semakin besar.
Lembaran pada majalah-majalah saya terbuka dengan sendirinya.

Untunglah, tidak terlalu kencang.
Majalah-majalah saya tidak sampai terjatuh.

Saya pun berdoa agar saya tidak sampai terjatuh.
Setidaknya, sebelum tugas saya rampung

***

Tapi,
hari ini sepertinya saya lebih 'lincah' dari biasanya.
"Lincah" karena saya membagikan majalah sambil sempoyongan. He.

Jika biasanya saya memilih mundur saat para pejalan kaki berhenti dan bertumpuk di satu titik sambil menunggu menyeberang,

Kali ini entah kenapa saya melangkah masuk dan mengitari mereka satu persatu.
banyak dari mereka pun mau membuka telapak tangannya untuk menerima majalah saya
satu demi satu
Hingga
Majalah saya pun akhirnya habis!

Saya pun ingin segera pulang!

Lega rasanya

menyadari bahwa

Senyuman dan tangan-tangan terbuka telah membuat saya sanggup bertahan :)

No comments:

Post a Comment