Thursday, August 05, 2010

karena ima mulai senang membaca :)

Rabu malam, 04 Agustus 2010.

Hp saya berdering.
Suara di ujung sana menyapa: “Ka’ Ima apa kabar?”

Saya: “Dek bentar..telpon kakak 10 menit lagi yah…”

Adek: “Yah kenapa?”

Saya: “Kakak baru pulang nih….abis belanja blon solat, entar telpon lagi 10menit lagi yah?”

Adek: “Wah, belanja apa?”

Saya: “belanja buku, he”

Adek:" hahahaha…. Blanja buku…haha… belanja kok buku?…haha..kakak berubah yah..”

Saya: "Eh?"

**
Sejujurnya itu kali kedua saya membeli buku.<- selama 25 tahun He.

Pertama kali, hari Senin lalu tanggal 2 Agustus 2010. He.

Yang kedua, kemarin Rabu 4 Agustus 2010 ;)


Belakangan ini,

Saya sering melihat housemates saya membaca novel berbahasa inggris.

Entah kenapa saya pun tiba-tiba ingin ikut membaca novel.


Kebetulan, psikolog menyarankan agar saya melakukan hal-hal yang menyenangkan.

Seperti membaca novel contohnya.


Duh Novel!

Saya (bukan) pembaca novel!

(Bukan) pula pembaca buku :(


(dulu) Saya cuma suka membaca majalah dan surat kabar.

Itu pun sebatas halaman surat pembaca, Editorial Ataupun tulisan-tulisan kolumnis.


Saya bukan seorang pembaca.

Meski saya pernah membaca Si Tini, Doraemon,Imadoki, Detektif Konan, Asari Chan, Mari Chan, Kobo Chan <-ini bisa digolongkan bacaan ‘chan’? He.


Seharusnya, sudah banyak novel dan karya sastra yang saya baca,

Mengingat saya dulu kuliah di fakultas sastra.


Tapi dasar pemalas.

Hampir semua novel wajib dari dosen tidak pernah saya sentuh.

Naskah drama-drama ‘dunia’ pun tidak saya sentuh.


***

Di fakultas sastra UI,

Setiap mahasiswa ‘diwajibkan’ belajar drama dua semester.


DI kelas drama, bacaannya banyak sekali.

Tapi teman ‘sepermainan’ saya dulu (dan mungkin kini? He) pemalas luar biasa :P


Dosen kami, kami beri nama: Highlander, he

Setiap masuk kelas drama, saya dan teman-teman akan mengangkat kaki sepanjang jam pelajaran.


Karena dulu kami percaya bawa sang dosen bisa membaca pikiran.

Tapi, ‘kemampuan membaca pikiran’ tersebut, kami yakini tidak akan berfungsi jika kaki kami tidak menyentuh lantai. <- he.


Lantai yang enggan dipijak Kaki-kaki para pemalas.

Yang selalu takut ketahuan oleh sang dosen karena tidak pernah membaca.


Setiap kali, sang dosen selesai dengan penjelasannya atas sebuah drama dan siap melempar pertanyaan ke kelas,

Saya dan teman-teman pun spontan akan mengangkat kaki: agar tidak ketahuan jika belum membaca..hihihi


Untunglah, di kelas Drama II,

Muncul “Susi sang penyelamat” :)


Susi adalah seorang teman kami, yang mendadak jadi aktif di kelas ketika semester 4.


Di semester-semester awal, Susi hampir tidak pernah bersuara.
Tapi ketika semester empat, Susi adalah bintang kelas.
Dan tentunya pahlawan kami di kelas drama. He.

Susi selalu berkomentar dan melempar banyak pertanyaan setiap kali pelajaran drama.
Kaki kami pun bisa menyentuh lantai dengan tenang. Fiuh. Hehehe.

Hingga, muncul “Susi-Susi” baru.
“Susi-susi” yang menurut saya, hanya ingin menandingi Susi sang pahlawan:P

Susi-susi baru bukan pahlawan.
Karena mereka terlalu bersemangat berbicara
Bahkan hingga bel tanda kelas selesai telah berdering.

Kali ini, bukan hanya kaki kami yang ingin menyentuh lantai.
Kaki sang dosen pun, saya rasa, ingin menyentuh lantai dan melangkah keluar dari kelas. Hehe.

Melangkah keluar,
Ke kantin sastra :)
Pusat ‘kehidupan’ di fakultas sastra.


Di sana ada obrolan pemikiran-pemikiran ,
Canda.
Alunan gitar.
Kedipan. He.
Tangisan.
Juga ,
Tangan-tangan yang menadah :(

Oh Kantin Sastra...
Di sinilah, jumlah SKS terbesar anak-anak sastra.
Anak-anak yang seharusnya gemar membaca.

Membaca karya sastra,
Pemikiran-pemikiran,
Sejarah,
Seni,
Dan
Kultur!


Ada kalanya,
Saya dan teman-teman mengambil mata kuliah multikulturalisme.

Di kelas ini, kami belajar mengenai multikulturalisme dari artikel-artikel yang dibagikan dosen,
juga sebuah novel pilihan dosen saya.

Saya lupa apa judul novel itu.
Rupanya pun saya lupa.
Sepertinya saya tidak ikut membeli :p.

Hingga suatu ketika, sang Dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa.

Seingat saya, Ia bertanya : “Isu apa yang bisa diambil dari novel?”
Seperti itu lah.
Saya lupa pastinya.

Dari kiri hingga kanan,
Teman saya satu per satu mulai berbicara.
Memberikan pendapatnya.

Wah, saya tidak punya buku.
Selembar pun saya belum baca (beli aja belum).

Untung saya duduk paling ujung.
Saya meminjam buku seorang teman .
Saya membolak-balik halaman secepat mungkin.
Mencari ide.
Hingga tiba giliran saya.

Saya Diam seketika.

Merasa terpojok, saya berkata –kata sekedarnya.
Lalu dosen saya bertanya: “itu halaman berapa?”

Saya melirik halaman dalam novel: “Oh, halaman 265!

Dosen saya lalu berkata: “coba semua buka halaman 265!

Ia menuliskan beberapa poin di papan tulis lalu berkata kepada saya: “wah cepat kamu bacanya udah sampai sana!”

Teman-teman saya melirik saya dengan tatapan heran: “tumbeeen!”

Saya pun berbisik: “kagak,,,gue random buka novelnya...pas yang kebuka halaman itu..yaudah gue asal ngomong aja…he”

Selepas kelas,
Teman-teman saya pun mengolok-ngolok saya:
“Kirain emang lo udah baca beneraan…pantesan…kita kita yang suka novel aja masih udah halaman 50…elo tau-tau udah halaman 265 aja…eh taunya asal buka …dasaaaaaaar!”

***

Dasar terbiasa (tidak) suka membaca,
Tidak pernah berubah :(

Di sini, esai-esai saya sering dikritik karena tidak pernah mengikuti standar struktur menulis esai.

Saya selalu suka menulis begitu saja tanpa memikirkan struktur.

Bukan hanya minim “explicit structure”, esai-esai saya sering dikritik karena seringkali tidak sesuai mata pelajaran he.

Pelajaran media policy, saya menulis tentang sepak bola dan facebook

Pelajaran global media, saya bercerita tentang orang asing di tram dan online shopping. he

Pelajaran strategic political communication, saya menulis tentang seorang pegawai supermarket “COLES”. He.

Esai-esai saya pun terkadang saya warnai dengan dialogue dan emoticons <- Tapi, tentu saya
sesuaikan dengan selera humor dosen :P

saya sering mengejarkan tugas dari pengalaman pribadi karena malas membaca :(

Saya baru mulai membaca buku.
Sejak mengerjakan thesis.
Karena supervisor selalu 'meminta' saya untuk membaca buku.

Buku-buku teori yang berkaitan dengan thesis saya.



Thesis yang dikerjakan dari Agustus 2009- hingga Agustus 2010.
Belum juga selesai :(


05 agustus 2010,
Kamis pagi, waktu favorit saya untuk pergi meninggalkan rumah :)

Pagi ini,
Selepas bekerja membagikan majalah di pagi hari.
Saya berniat mampir ke sebuah toko.
Saya mau membeli sisir. He..

Saya pun memasuki sebuah toko.
Tapi rupanya belum buka.
Masih terlalu pagi.

Saya lihat jam buka di pintu toko tertera jam 9.30.

Saya melirik jam di Hp: jam 9.30.

Saya ketuk2 pintu kaca.

Tapi penjaga toko menggeleng.

Rupanya, Ia belum siap membuka toko.

Yah, saya pun gagal membeli sisir :( <- bukan sisir supir loh :P

Saya menuruni tangga toko,

Dan melihat sebuah toko buku sudah buka.

***

Saya tidak pernah suka toko buku.

Biasanya, saya Cuma ke toko buku untuk menunggu:

Bapak saya (yang selalu memilih ke toko buku setiap kali ke Mall)

Ataupun

Teman-teman saya yang senang ke toko buku.


Setiap kali mengunjugi toko buku,

Saya tidak pernah tertarik melihat buku.

Saya lebih tertarik melihat Hello kitty, Kero-keropi, Happy house, Winnie the pooh atau Piyo-Piyo..hihihi.

Stationery!

Bagian yang paling saya suka dari toko buku !

***

Pagi ini, gagal membeli sisir,

Saya pun melintasi sebuah toko buku yang telah buka.


Di luar toko, saya melihat ada sebuah rak besar berisi banyak buku.

Saya pun melihat-lihat ke dalam rak.

Rupanya buku-buku diskon.

Wah murah banget! Lebih murah dari harga sisir! He


Saya lantas tidak puas dengan apa yang saya lihat di rak,

Saya pun melangkah dalam ke toko.

Wah ada banyak sekali buku!

Entahlah sepertinya baru kali ini saya memasuki toko buku dengan antusias.


Pagi ini pun,

Saya tidak melangkah ke bagian “stationery” yang lucu-lucu.

Ataupun melihat-lihat kartu ucapan.

Tapi, saya medekati rak-rak untuk mengamati buku-buku.

Saya pun mulai memilah milih.

Hingga membawa tiga buah buku ke cashier.

Tidak lupa : satu pembatas buku yg cute :P,
kartu ucapan he
dan bungkus buku warna warni..hehe

Di tram, saya mengambil buku baru saya.

Novel. < - bukan novel dengan cover yang bagus :P

Saya membalik lembaran novel.

Satu,
Terus,
Terus,
Terus,

Hingga saya mendengar kaki-kaki di tram sibuk melangkah keluar.

Kaki-kaki para pelajar.

Oh, saya sudah sampai di kampus saya.

Saya pun harus ikut turun.

Turun,
dengan perasaan sedikit kecewa

karena

Harus menutup buku.

Eh?




Terimakasih supervisor!!!!


Supervisor yang selalu membuat saya menangis,
Ketakutan,
Menyikat bak dengan kesal, <-karena selalu disuruh “GO BAK!” hehe.


Tapi, rupanya juga berhasil,
Membuat saya mulai menyukai buku,
memiliki buku dalam tas belanja saya.

dan

menikmati membaca :)


Photo milik: Dirgayuza Setiawan
Yaaay! \\ ^,^ //

2 comments:

  1. yay! you totally grown, Ima. oh I miss you so much. :') Happy reading!

    ReplyDelete
  2. Anonymous8:02 PM

    Wedeew, artinya novel yang gue kasi ke elo waktu masih di Astro udah dibaca, dong..? Tentang apa sih, Ma? Ceritain ke gue, dong! ;)

    ReplyDelete