Thursday, December 17, 2009

B u k a n c i n t a part II




Minggu kedua November 2009.
Hari-hari saya belum banyak berubah :(

Kamis pagi,
Saatnya membagikan majalah.
Di perjalanan, saya bertemu Brama di Tram 19.
Brama adalah mahasiswa Indonesia di RMIT University.
Usianya belum genap 20 tahun.

Saya tidak terlalu kenal Brama.
Tapi saya tahu reputasinya sebagai seorang pemuda yang berdedikasi tinggi.
Setiap minggu pagi Ia mengajar anak-anak mengaji di Masjid westall.
Tidak pernah absen maupun terlambat.
Padahal Ia menetap di Coburg.
Dari Ujung ke ujung!

Pagi itu,
Ia menyapa saya dengan ramah.
Brama: “ei, Ima apakabar? Udah lama gak ketemu..”

Ima: “ yah..lagi stress Bram… thesis gue gak ada kemajuan…udah berapa kali kumpulin proposal disuruh ulang terus.. ..

gue sedih deh Bram…dulu gue nyari beasiswa penasaran kayak apa sih rasanya kuliah di luar negeri…
eh pas kuliah di sini gw baru tau..ternyata paling enak tinggal dekat sama keluarga…tau gini gw gak usah nyari beasiswa ke luar..malah bikin thesis bikin hidup stress!..sorry ya Bram, gue jadi curhat gini he...”

Brama mengangguk dalam senyum:
“Iya kayaknya gue liat kakak gue juga stress banget bikin thesis. Tapi semangat, jangan nyerah Ima. Belum tentu apa yang elo pikir baik itu menurut Allah adalah yang terbaik buat lo!”
Saya termenung sejenak :
“Iya yah Bram, bener juga lo…wah beruntung pagi ini gue ketemu lo…dapet nasehat bagus =)

Ketika tram melintasi Victoria Market, perbincangan kami berakhir.
Setiap jam 7 pagi, Brama bekerja membuka salah satu kios di pasar
Sementara saya membagikan majalah.

Kurang beruntung,
Pagi itu hujan.

Saya suka berjalan atau berlari di tengah hujan.
Tapi, saya tidak suka ketika saya harus bekerja di kala hujan.
Semuanya menjadi susah.
Saya harus mencari tempat berlindung.
Sementara semua pengguna jalan mempercepat langkah mereka.
Mereka menolak menerima majalah saya :(

Menit demi menit.
Tumpukan majalah saya tidak kunjung berkurang :(.
Saya pun letih berdiri di tengah lalu lalang pejalan kaki yang tidak mempedulikan saya :(
Saya melangkah ke gedung terdekat,
Berteduh sebentar.
Karena kala itu saya tidak membawa payung.

Dari bawah atap gedung, saya melihat semua pejalan kaki sibuk dengan dirinya masing-masing.
Rupanya, banyak dari mereka yang tidak membawa payung.
Tak heran, mereka semua terburu-buru.
Hingga, saya melihat seorang pria hendak menyeberang.

Saya tahu pria itu.
Tampan :p

Saya pun berhenti berteduh dan kembali melangkah ke tempat saya biasa membagikan majalah.
Saya ingin mencoba memberikan majalah pada dia :p
Ketika lampu pejalan kaki berwarna hijau,
Ia pun melangkah mendekat :)

Tapi, tidak seperti biasanya,
Kali ini Ia melangkah bersama seorang perempuan di sisinya: “pacarnya kah?”
Ah, mungkin saja Cuma teman! :P
Saya pun menyiapkan dua majalah untuk Dia dan temannya :)

Belum sempat saya memberikan majalah,
Mereka menghentikan langkahnya.
Si perempuan tampak kurang sehat.
Si pria lantas membelai rambut sang perempuan, berkata-kata, lantas mencium keningnya.
Daaaaaar!
Rupanya benar mereka sepasang kekasih.

Entah kenapa, saya pun membatalkan niat untuk memberikan majalah pada mereka.
Mendadak enggan begitu saja.

Tak berapa lama mereka berpisah,
Si wanita berjalan menuju King St,
Sementara sang pria melangkah menuju Queen St,
Saya terdiam.

Hingga seseorang membuyarkan lamunan saya: “Hi…can I have one please?”
Saya lantas memberikan satu dari dua majalah di genggaman tangan kanan saya.
Seorang perempuan muda menerima majalah saya sambil tersenyum :)
Saya pun membalas senyuman perempuan di depan saya.

Cantik dan Modis.
Ia mengenakan sebuah gaun selutut berwarna hitam dengan ornament putih di leher dan lengan.
Eh, saya kenal gaun ini.

Tahun lalu,
Saya melihat gaun ini di sebuah etalase toko.
Saya suka sejak pertama melihatnya.
Saya pun masuk ke dalam toko.
Wah, harganya mahal.
Saya lantas berniat menunggu hingga musim diskon tiba.

26 Desember 2008,
Semua orang sibuk berbelanja
Boxing Day: Melbourne penuh dengan pesta diskon.
Saya pun kembali ke toko tempat saya melihat gaun dulu.
Tapi saya pulang dengan kecewa.
Gaun itu sudah tidak ada :(
Seseorang telah membelinya.

Tak disangka,
Pagi itu,
Saya kembali melihat gaun itu.
Tapi Ia membalut tubuh orang lain.

Gaun ini tetap sama seperti pertama saya melihatnya.
Bagus.

Tapi entah kenapa Ia tidak lagi semenarik yang dulu.
Mungkin, karena saya sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk memilikinya.

I k h L a s :)

No comments:

Post a Comment