Saturday, December 19, 2009

Sekolah Kehidupan

Hari ini hari Kamis
Seperti biasa, saatnya membagi-bagikan majalah di Melbourne CBD setiap jam 7 pagi
Dari tempat tinggal saya yang baru, saya hanya perlu berjalan 2 blok.
Tidak sampai 10 menit.
Jam 6.45 saya pun telah siap meninggalkan apartemen.
Sebelum berangkat, Saya memasukkan botol jus ke dalam tas.

Ketika saya baru melintasi Bourke Street
Saya mengecek jam di hp yang saya letakkan di tas.
Ah, saya baru sadar, botol jus tidak tertutup rapat.
Air jus pun menggenangi tas saya.
Belum lagi buih-buih kuning butiran jeruk yang mengotori tas saya.
Seluruh isi tas saya pun basah dan kotor

Ah! Jorok!
Saya mengamankan HP dan dompet saya.
Membuang Botol Jus.
Menyempatkan membersihkan tas dan seragam saya sebentar.
Tapi masih terlalu kotor.
Saya pun tidak punya banyak waktu, karena seharusnya jam 7 saya telah tiba di Perempatan Collins dan Williams St

Tepat jam 7 pagi,
Biasanya akan ada sepasang suami istri imigran Itali melintasi perempatan tempat saya bertugas
Mereka selalu mengambil majalah saya.
Bukan hanya satu, tapi sekali banyak.
Sangat membantu meringankan pekerjaan saya :)

Pagi ini,
Ribet membersihkan tas saya sepanjang perjalanan,
Sepertinya saya akan terlambat sampai tempat tujuan,
Mungkin saya tidak akan bertemu pasangan itu
Saya akan butuh waktu lebih lama dari biasanya dalam membagikan majalah.

Ah itu mereka berjalan jauh di depan saya.
Saya pun berlari secepat mungkin agar bisa melampaui mereka
Saya tidak boleh kehilangan kesempatan memberikan majalah pada mereka,
Beruntung saya sempat menyapa pasangan ini ketika mereka melintas.
Seperti biasa, mereka pun mengambil puluhan majalah :)

Ah saya haus,
Tapi persediaan minum saya sudah sudah terbuang mengotori tas baru saya :(
Saya pun lapar.
Saya belum sempat sarapan.
Di seberang kiri ada Mc Donald.
Di seberang kanan ada Subway.

Ingin rasanya berjalan sebentar ke sana
Tapi di dompet saya sedang tidak ada uang tunai.
Saya pun tidak yakin ATM saya ada isinya. He.. :p
Ah saya tahan saja sampai saya selesai membagikan majalah.
Toh saya lagi pengen makan yang manis-manis.
Sejak kemarin saya sedang ingin makan coklat.
Di rumah saya punya roti, susu dan selai coklat :)

***

Rupanya, tumpahnya jus jeruk pada tas baru saya,
Mempengaruhi mood saya,
Hari ini saya tidak terlalu ceria.
Pekerjaan ini jadi terasa berat.
Saya pun berkali-kali merasa kecewa karena banyak orang menolak majalah yang hendak saya berikan.
Jika biasanya saya masih bisa tersenyum ketika ditolak oleh mereka yang melintas,
Entah kenapa pagi ini saya merasa tidak dihargai.

Kemarin-kemarin
Ketika ada kalanya saya merasa tidak dihargai.
Saya cuma bisa diam.
Entah kenapa saya tidak pernah berani mengeluh ketika saya merasa tidak dihargai.
Mungkin karena saya sadar saya pun seringkali lupa bagaimana pentingnya menghargai

***
Sewaktu bekerja di channel berita, saya terlatih melakukan sesuatu yang kini menjadi kebiasaan.
Saya bisa berkomunikasi dengan orang tanpa melihat atau menatap lawan bicara saya.

Dulu, pekerjaan saya menuntut saya untuk selalu fokus menatap 2 komputer ketika bekerja,
Saya tidak boleh luput memperhatikan rundown show dan mengecek materi berita
Sementara saya selalu suka mengobrol dan bercanda ketika bekerja.

Akibatnya, saya pun terbiasa mengobrol tanpa menatap lawan bicara saya
Sayangnya, kebiasan ini seringkali terbawa saat saya tidak bekerja.
Saya seringkali lupa bahwa kebiasaan ini bisa membuat orang merasa tidak dihargai.

Manusia
Selalu ingin dihargai
Tanpa berusaha menghargai.
Mungkin memang tidak sadar, tidak tahu caranya, ataupun lupa
Manusia.

***
Mau tidak mau, saya pun meneruskan pekerjaan saya.
Mencoba memberi majalah.
Tapi terlalu banyak orang yang menolak.
Hmmmh….. :(

Kalau abah saya tahu saya di sini bekerja membagi-bagikan majalah
Pasti dia marah luar biasa
Gengsi begitulah.
Atau mungkin dia khawatir bekerja bisa menganggu studi saya.

Sewaktu sekolah dulu, setiap kali saya mau mencari penghasilan tambahan,
Abah saya tidak pernah mendukung.
Ia selalu berkata: “Abah yang cari uang, tugas Ima Cuma sekolah”

Tapi saya suka sekali pekerjaan ini,
Saya selalu suka berinteraksi dengan manusia
Dan sepertinya ini kesempatan yang bagus untuk belajar banyak dari kehidupan
Semoga Abah tidak akan marah
Toh saya tetap sekolah,
Sekolah di Sekolah Formal dan Sekolah Kehidupan :PpP~

***

Ah tumpukan majalah saya masih 3 bundel.
Saya sedang tidak bersemangat.
Saya kesal, haus juga lapar.
Tapi saya harus tetap di situ.

Dari kejauhan, saya melihat Susan tersenyum pada saya.
Susan adalah bos para pemberi majalah.
Seorang perempuan paruh baya yang mengelilingi setiap blok di kawasan CBD

Setiap Kamis pagi,
Ia berkeliling sambil mendorong kereta belanja.
Untuk mengecek kami yang bertugas membagikan majalah.
Orangnya hangat sekali.

Ia selalu tersenyum,
Menyapa,
Menyempatkan berhenti sebentar.
Dan tidak pernah lupa mencium pipi saya
Entah kenapa saya merasa Ia memperlakukan saya seperti seorang Ibu memperlakukan anaknya.
Baik sekali. :)

Pagi ini, Ia pun menyapa saya yang sedang tidak bersemangat,
Melihatnya tersenyum, saya pun ikut tersenyum.

Seperti biasa Susan menyapa dengan hangat.
Ia pun memberitahu:
“Ini minggu terakhir bekerja Tahun ini karena libur Natal dan Tahun Baru, kita akan kembali lagi pada 14 Januari 2010, daaan….. sebentar ya…”

Susan lalu membungkuk sedikit.
Ia merogoh sesuatu dari kereta belanjanya.
dan berkata: “I have something for you…and I hope you like chocolate”

Saya pun tersenyum lebar.
tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan:
“Waa, tentu saja saya suka coklat!!! Dari kemarin saya lagi kepingin makan coklat, Terimakasih banyak Susan ! :) :) :)

***

Ternyata dari sekian banyak orang yang tidak sadar bagaimana menghargai seseorang,
Selalu ada orang-orang baik yang tahu bagaimana menghargai dengan cara yang istimewa,
Hidup :)

No comments:

Post a Comment