Saturday, December 19, 2009

Laki-Laki

Beberapa tahun yang lalu,
Sewaktu menunggu liputan di KPK,
Seorang wartawan perempuan pernah berkata pada saya: "gw baru benar-benar nyadar kalau 'laki-laki' tuh brengsek sejak gw jadi jurnalis..gila..dimana-mana godain cewe...bahkan driver pun yg ga punya duit ikut-ikutan tepe sana sini..emang dasar!

Saya mengamini: "Haha emang, gw yg tadinya protes jadi maklum sekarang...secara tiap hari ngeliat tuh cameraman sama driver godain cewe sana sini, yauda la ya, emang laki-laki begitu, yang penting mereka cuma iseng doang, tapi tetep tanggung jawab sama istrinya!

***

Dalam tiga hari terakhir,
Saya merasa diperlakukan tidak menyenangkan oleh kaum laki-laki
Beberapa hari yang lalu,
Saya mau ke graduation sahabat saya.
Ketika hendak menyeberang,
Seorang pria berdiri di sebelah saya,
Ia menatap saya dari atas sampai bawah
Lalu berkata sesuatu seolah-olah saya temannya.
Saya cuma diam
Saya suka mengobrol tapi saya tidak mau beramah tamah dengan seseorang yang menatap saya seperti itu.
Ia lalu berkata: "Ah, you just don't remember my name,do you?"
Saya lalu pergi, memilih menyebrang dari blok berikutnya.


Beberapa hari kemudian,
Saya kembali menghadiri graduation teman lain.
Pulangnya kami pergi makan malam.
Tidak terasa, waktu berjalan cepat.
Saya pun harus pulang ketika malam telah larut.

Sekarang saya tinggal di King st,
Sebuah kawasan di Melbourne CBD dimana berjejer banyak bar dan club
Bisa diduga orang mabuk pun dimana-mana.

Sepulangnya dari graduation,
Saya mengajak kedua teman yang rumahnya searah dengan saya untuk berjalan kaki bersama
Tapi mereka ingin naik tram
Karena mereka menggunakan sepatu berhak tinggi.
Saya pun ikut naik tram.
Meski Saya tahu, kalau naik tram saya tidak bisa jalan di rute biasanya
Saya cuma bisa turun di Bourke St
Melewati beberapa bar baru bisa mencapai rumah.

Ketika turun dari tram,
Saya pun pamit pada kedua teman saya.
Alhamdulillah jalanan sepi.
Di sini saya merasa jauh lebih aman jika saya harus melewati jalan yang sepi
Daripada jalan yang dipenuhi manusia mabuk.

Ternyata bukan cuma saya yang turun dari tram,
Tapi ada seorang laki-laki
Ia mengajak saya ngobrol sepanjang jalan,
Ia bercerita tentang dirinya
Sudah 20 tahun di Melbourne
Bekerja di Melbourne Town Hall
Bla Bla Bla
Saya tidak terlalu mendengarkan
Saya terlalu ngantuk.

Tiba-tiba saja Ia menunjukkan arah ke rumah saya.
Ia bilang: "Kamu belok ke kanan kan? Kita tetangga!"
Saya cuma mengangguk.
Mungkin memang benar Ia tetangga saya.
Saya belum hafal siapa saja tetangga saya, karena saya baru saja pindah.

Dan kami pun berjalan menyusuri King St,
Dari kejauhan saya bisa melihat banyak orang mabuk
Saya pikir beruntung juga ada orang laki berjalan di sebelah saya.

Laki-laki ini lalu berkata: "I hate those drunk people, lain kali kamu hati-hati jangan turun di Bourke St, Lebih baik turun di Lonsdale St"

Saya mendengarkan saran si tetangga: "Iya biasanya saya ga pernah naik tram, saya lebih suka jalan di LaTRobe St, karena ga ada orang biasanya kalau malam"

Tetangga menyanggah: "Oh, LaTrobe tidak ada tram setelah jam 9, lebih baik Lonsdale. Lihat ini belum weekend, orang mabuk udah banyak...hati-hati kalau jalan di King St, terutama hari jumat-minggu"

Ia lalu bertanya: "kamu muslim kan?"
Saya mengangguk

Ia pun juga muslim keturunan Turki.
Ia lalu berkata: "saya ingin lebih banyak ngobrol dengan kamu"

Saya bilang: "gampang lah kapan-kapan, toh tetangga ini, pasti sering ketemu"

Saya tidak sadar bahwa kami sudah berjalan hingga berada tepat di apartemennya, 270 King St.
Cuma beberapa gedung dari apartemen saya.
Ia mengundang: "come! let's have a coffee!
Saya tidak menyangka bahwa Ia mau mengobrol saat itu juga.
Saya pun menolak undangan untuk mengunjungi apartemen orang tak dikenal.
Ia bilang: "Come On, it's still early!"

Saya bilang: "gak ah...saya ngantuk..."
dalam hati saya berucap ("early dari hongkong! udah mau jam 1 tong! kalaupun ini pagi hari, males bgt gw masuk2 ke apartemen orang gak dikenal")

Ia pun terus berbicara, tapi saya terlalu mengantuk.
Saya pun meneruskan berjalan tanpa pamit

Ia bilang : "you've just missed a chance!"

Saya terus melangkah.
Ia lalu mengikuti : "Ok lain kali saja kalau begitu, sekarang saya antarkan kamu sampai ke rumah kamu...tapi saya belum tahu nama kamu"

Ia lalu menjulurkan tangannya, menyebut nama dan mengeja namanya: "Arda , A-R-D-A, No kamu berapa?"

Saya pun mengeluarkan hp saya: "berapa no kamu, sini saya save, nanti saya miskol"
Saya buru-buru pamit

Ketika saya sedang memencet tombol untuk memasuki apartemen.
Tiba-tiba saja Ia muncul di belakang saya: "Mobile phone saya belum juga berdering!"

Saya pun buru-buru membuka pintu, masuk, dan pamit: "Hp saya lowbatt...see you!"

Pintu pun tertutup rapat
LowBatt!

***

Tapi Hari ini,
Meski baterai Hp saya penuh.
Saya rasa dimatikan jauh lebih baik.

Pagi ini, saya ada pertemuan di Konjen RI bersama dengan para penerima beasiswa lainnya
Di pertemuan ini, hadir beberapa pejabat dari Indonesia
Seseorang yang harus saya temui kebetulan seorang pejabat yang mengepalai pemberian beasiswa
Semua teman saya tahu bahwa saya kurang respek sama bapak itu.
Bahkan saya pernah keceplosan di depan pegawainya.
Ia cuma bilang: "wajar lah, namanya juga laki-laki!"

Karena saya tahu itu normal, dan diyakini 'wajar'
Saya pun memilih jauh-jauh dari bapak itu.

Setelah pertemuan selesai,
Bapak itu bertanya: "abis sini kamu mau kemana?"
saya bilang: "ke city, pulang!"
Saya lalu membantu Tante Diana membersihkan wadah wadah makanan.

Ketika semuanya hendak pulang,
Bapak itu lalu berkata: " Ya, saya ada mobil, saya mau ke city, siapa yang mau ikut ke city tapi cuma bisa 2 orang lagi yang ikut?"
Teman saya S tunjuk tangan.
Bapak itu melihat ke arah saya: "Kamu ke city kan pulangnya? yaudah, sekalian!"

Bapak itu pun lebih dulu memasuki mobil.
Saya segera mengajak teman-teman untuk ikut memasuki mobil.
Tapi semua teman menolak karena mobilnya cuma untuk 4 orang. 1 Supir dan 3 Penumpang.

Saya melihat bapak itu duduk di belakang.
Saya pun langsung melangkah ke depan, saya mau duduk di kursi depan saja
Bapak itu lalu berkata: "eh itu buat si S, kamu duduk di belakang saja"
Saya pun duduk di sebelah bapak itu.
Ia berkata: "nanti temani saya yah jalan-jalan!"

Saya bingung
Saya memang kurang respek sama bapak ini sejak pertama mengenalnya,
Tapi ia orang pemerintahan yang membiayai kuliah saya dan harus saya hormati.
Saya pun bertanya: "mau kemana pak?"
Ia bilang: "yah kemana saja yang khas dari Melbourne"
Saya pun melempar pada teman saya yang duduk di depan: " mau kemana nih kita mas S?"
Bapak itu lalu berkata: "eh S beda,dia punya acara lain abis sini..ini dia cuma ikut dianterin aja"

Saya terkejut: Hah? mau kemana mas S?

Mas S: "Mau ada BBQ di Lake Coburg!"

Saya: "Yaudah, gimana kalau kita ikut kesana aja pak?"

Di mobil, saya sibuk mengetik sms.
Saya mengirim pesan kepada 2 anak Phd agar menunggu Di Melbourne Central
Saya tidak nyaman kalau harus menemani pejabat macam ini

Bapak itu menanyakan no HP saya dan meminta saya menyimpan no HP dia.
Tiba-tiba saja ia berkata: "Apa siang ini kamu mau pergi BBQ aja ikut si S? apa jalannya sama saya nanti malam saja?"
Saya spontan berbohong: "Gak bisa, saya ada acara masak-masak sama housemates"

Bapak itu lantas menanyakan usia dan status saya: "Kamu masih sendiri kan? udah ada Calon?"
Saya kembali berbohong: Udah
Bapak Pejabat: Dimana?
Saya:di jakarta
Bapak Pejabat: oooh di Jakarta...wah trus gimana dong komunikasinya.

dalam hati lagi saya berteriak (urusaan lo?!) tapi saya cuma berkata: "gampang lah"
Ia lalu berkata: "wah jauh-jauhan gitu..lupa dong ya sama pacarnya!"
saya bilang: "gak kok...!"
Ia lalu berkata: "Bukan kamu , tapi dia yang lupa, Hahaha!

Dalam hati lagi saya berkata: "itu sih bapak! baru ke luar negeri berapa hari..langsung lupa ma istrinya!"

'Laki-laki'!



1 comment:

  1. imeee, ati2 ya maaa!!! banyak lelaki hidung belang. ngomong2, kalimat terakhir lo buat si bapak pejabat pukulan telak bgt. top!

    ReplyDelete